Ini Alasan Jokowi Tunjuk Jonan dan Arcandra Pimpin ESDM
Setelah dua bulan tidak memiliki menteri definitif, hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik pimpinan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru. Jokowi mengangkat Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Arcandra Tahar sebagai wakilnya.
Jokowi menganggap Jonan dan Arcandra merupakan figur profesional yang tepat untuk memimpin Kementerian ESDM. Keduanya memiliki keberanian dan punya kompetensi untuk melakukan reformasi besar-besaran di kementerian ini.
“Meskipun saya tahu keduanya keras kepala, tapi suka terjun di lapangan. Tugas ini bukan tugas yang mudah tapi saya yakin beliau berdua bisa menyelesaikan masalah-masalah di ESDM dan menjadi teamwork yang baik,” kata Jokowi usai melantik Jonan dan Arcandra di Istana Negara, Jumat (14/10).
(Baca: Luhut Akan Serahkan Jabatan Menteri ESDM ke Jonan Pekan Depan)
Nama Ignasius Jonan tentulah tak asing lagi bagi sejumlah kalangan. Ia telah malang melintang di sejumlah industri di Tanah Air, utamanya industri keuangan. Lama merintis karir di keuangan, atas permintaan pemerintah saat itu, Jonan kemudian berlabuh di PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 2009 silam sebagai Direktur Utama.
Jonan yang kala itu sempat ragu mengemban amanah tersebut karena bukan bidang keahliannya, justru banyak dianggap sukses membenahi BUMN tersebut. Perbaikan dan pembenahan yang ia lakukan di Kereta Api Indonesia membuat mengangkatnya sebagai Menteri Perhubungan di awal masa pemerintahan.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan Jokowi sudah mempertimbangkan dengan teliti dan mendengar banyak pendapat, ketika memutuskan mengangkat Jonan menjadi Menteri ESDM. Jonan terpilih dari sekitar empat sampai enam nama calon kandidat yang masuk di meja presiden.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Jokowi adalah calon Menteri ESDM harus berasal dari kalangan profesional dan memiliki kredibilitas. Selain profesional, Jonan dianggap sosok yang berani, punya integritas dan kredibilitas, serta memiliki kapasitas dan mobilitas sebagai menteri.
Menurutnya ketika jabatan Jonan selesai sebagai Menteri Perhubungan, Jokowi sebenarnya sudah menyiapkan pos baru untuknya. Jonan akan memimpin salah satu perusahaan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tapi rencana ini urung dilakukan.
Jokowi masih menginginkan sosok Jonan ini bisa membantunya di pemerintahan. Akhirnya dia pun memutuskan Jonan memimpin Kementerian ESDM. Dengan kemampuan manajerial yang baik, Jonan dianggap mampu. (Baca: Jadi Menteri ESDM, Jonan: Baru Diberitahukan Dua Jam Lalu)
Selain itu, kata Johan Budi, karena ruang lingkup Kementerian ESDM sangat besar, Jokowi merasa perlu ada Wakil Menteri untuk membantu Jonan. Pilihannya jatuh pada Arcandra. “Karena itu digabungkanlah Pak Jonan sebagai Menteri dan Pak Arcandra sebagai Wakil Menteri,” ujarnya. “Saya kira ini kombinasi yang bagus.”
Sebelumnya Jokowi sempat mengangkat Arcandra sebagai Menteri ESDM, menggantikan Sudirman Said. Namun, baru 20 hari menjabat, Jokowi kemudian memberhentikan Arcandra pada 15 Agustus lalu. Saat itu Arcandra terlibat masalah dwi kewarganegaraan, Indonesia dan Amerika Serikat.
Saat ini Jokowi kembali mengangkat Arcandara, tapi hanya sebagai Wakil Menteri ESDM untuk membantu Jonan. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly juga memastikan status kewarganegaraan Arcandra sudah selesai. Arcandra sudah secara resmi menjadi Warga Negara Indonesia.
“Sudah beres, mantab, tidak ada persoalan. 100 persen WNI, sudah sejak akhir Agustus,” ujarnya.