Luhut Ajak Arcandra Presentasi Blok Masela ke Jepang

Anggita Rezki Amelia
4 Oktober 2016, 17:14
Blok Masela
Arief Kamaludin | Katadata

Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan berencana melibatkan Arcandra Tahar untuk membahas pengembangan Blok Masela. Bahkan, Luhut akan mengajak mantan Menteri ESDM itu untuk menemui pemerintah Jepang, sebagai negara asal kontraktor Blok Masela, yaitu Inpex Corporation.

Menurut Luhut, Arcandra mempunyai keahlian di sektor minyak dan gas bumi (migas). Apalagi, dia telah dinilai mampu menurunkan  biaya investasi Blok Masela dari US$ 22 miliar menjadi US$ 15 miliar hanya dalam kurun 20 hari saat memangku jabatan Menteri ESDM.

(Baca: Luhut Sebut Perkembangan Pembahasan Blok Masela Membanggakan)

Untuk itu, Luhut akan meminta Arcandra mempresentasikan rencana Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Jepang. "Soal Blok Masela saya ajak Pak Arcandra karena beliau yang ahlinya. Nanti beliau langsung menjelaskan ke sana," kata Luhut di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/10).

Di sisi lain, Inpex juga telah mengirimkan surat serta bertemu dengan Luhut terkait permintaan insentif bagi pengembangan Blok Masela. Perusahaan asal Jepang itu mengajukan tiga permintaan insentif.

Pertama, moratorium masa kontrak selama 10 tahun. Dengan begitu, kontrak Blok Masela yang seharusnya berakhir 2028, bisa diperpanjang menjadi 2038. Moratorium ini belum dihitung dengan peluang perpanjangan kontrak.

Kedua, Inpex meminta jaminan mendapatkan tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) sebesar 15 persen, dengan penambahan kapasitas menjadi 95 ton per tahun (mtpa).

Ketiga, meminta biaya yang sudah dikeluarkan Inpex saat mengerjakan studi di Blok Masela sejak 1998 hingga 2016 sebesar US$ 1,2 miliar dapat dikembalikan melalui sistem cost recovery atau pemulihan biaya operasi.

(Baca: Luhut Serahkan Perhitungan Cost Recovery Masela ke Menteri ESDM Baru)

Luhut mengatakan, semua permintaan Inpex tersebut masih dalam proses negosiasi. Meski belum ada keputusan tertulis, menurutnya tidak ada keberatan dari Kementerian ESDM. “Jadi respons itu kami buat dengan tertulis nanti setelah saya tanda tangan. Kalau respons dalam rapat itu sudah,” ujar dia.

Rencananya, Luhut akan berkunjung ke Jepang  pekan ini. Selain soal Masela, lawatan tersebut akan membicarakan peluang investasi di sektor infrastruktur. Pemerintah Indonesia menawarkan porsi investasi kepada Jepang untuk membangun Pelabuhan Patimban. (Baca: Utang untuk Proyek Pelabuhan Patimban Maksimal Rp 28 Triliun)

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga meminta agar Jepang berinvestasi di kereta api cepat Jakarta-Surabaya. “Mungkin juga pelabuhan lain atau sektor listrik. Kami tidak mau hanya BUMN (yang menggarap proyek itu), Presiden menegaskan harus ada private sector (swasta),” kata Luhut.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...