Bersiap Kembangkan Blok South Sesulu, PGN Bor Dua Sumur Lagi

Safrezi Fitra
15 Maret 2016, 16:15
Saka Energi AK
Katadata | Arief Kamaludin

KATADATA - PT Saka Energi menargetkan dapat mengajukan proposal rencana pengembangan lapangan (Plan of Development / PoD) Blok South Selulu di Kalimantan Timur, pada 2018. Anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ini berupaya menyelesaikan semua persyaratan agar target ini bisa terkejar.

Direktur Operasi Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan pengajuan PoD Blok Sesulu pada 2018 merupakan target paling cepat. Karena masih ada beberapa tahapan yang belum diselesaikan perusahaan. Salah satunya dalam kegiatan pengeboran sumur eksplorasi. (Baca: Ditawari Minyak Iran, Saka Energi Lebih Tertarik di Dalam Negeri)

“Kami akan mengebor dua sumur eksplorasi lagi pada kuartal IV tahun ini dan awal tahun depan,” ujar Tumbur kepada Katadata, Selasa (15/3). Biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan ini diperkirakan mencapai US$ 20 juta. Namun, dia tidak bisa memastikan berapa lama proses pengeboran tersebut akan selesai.

Sebelumnya Saka, telah berhasil mengebor sumur SIS-A#1 pada 23 Desember 2014. Ini adalah sumur eksplorasi pertama dari blok tersebut. Saat itu anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ini berhasil menemukan cadangan gas dengan perkiraan awal sekitar 500 miliar kaki kubik (bcf).

Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan untuk bisa mengajukan PoD, Saka harus mengantongi beberapa persyaratan. Persyaratannya sama seperti yang dilakukan kontraktor kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya. Beberapa diantaranya adalah harus menyelesaikan aspek di bawah permukaan (subsurface), permukaan (surface), aspek geologi, serta memastikan cadangan yang tersimpan di blok tersebut.

Untuk bisa memastikan seberapa besar cadangan migasnya, tidak bisa hanya dengan mengebor satu sumur. Satu sumur eksplorasi saja, tidak akan bisa membawa Saka melepas status eksplorasi pada blok migas dan beralih statusnya menjadi produksi. Makanya Saka perlu melakukan pengeboran beberapa sumur lagi.

"Kalau baru satu sumur itu belum beres namanya, satu sumur belum bisa PoD," ujar Elan kepada Katadata. Jika Saka sudah bisa menyelesaikan semua persyaratan tersebut, maka barulah Saka mengajukan PoD. Dalam pengajuan ini, Saka harus berdiskusi dengan SKK Migas.

Selain pengeboran sumur kedua, Saka juga masih mencari mitra untuk bisa mengelola blok migas tersebut. Saat ini Saka masih menguasai 100 persen pengelolaan Blok South Sesulu. Rencananya perusahaan tersebut akan melepas 40 persen kepemilikannya.

Tumbur mengaku sudah ada beberapa calon mitra tersebut. Namun, dia masih merahasiakan siapa nama-namanya. "Belum akan diumumkan. Karena proses masih terus berlangsung," ujar Tumbur kepada Katadata, Selasa (15/3).

Menurut Tumbur proses pelepasan saham ini biasa terjadi pada industri migas, mengingat beban dan risiko bisnisnya sangat besar. Dengan adanya mitra kerja, maka beban dan risiko ini bisa ditanggung bersama. Apalagi status blok tersebut saat ini masih dalam tahap eksplorasi. 

Kontrak Kerja Sama Blok South Sesulu ditandatangani pada 5 Mei 2009. Awalnya, blok migas ini dioperasikan oleh Hess (Indonesia-South Sesulu). Saka mengakuisisi 42,5 persen pengelolannya dari Hess pada Oktober 2013 lalu. (Baca: PGN Kesulitan Kerjasama Gas dengan Iran)

Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...