Jokowi Akan Selesaikan Kisruh Pertamina-PGN Soal Harga Gas di Medan
KATADATA - Pemerintah berjanji akan mencari solusi mengenai mahalnya harga gas di Sumatera Utara. Mahalnya harga gas di daerah tersebut membuat dua perusahaan negara PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk saling tuding siapa yang jadi penyebabnya.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya telah bertemu para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan harga gas ini. Pertemuan ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Migas, karena Menteri ESDM Sudirman Said masih di luar negeri.
(Baca: Pertamina-PGN Saling Tuding Penyebab Mahalnya Harga Gas di Medan)
Dia berharap dalam waktu dekat keputusan mengenai harga gas di Sumatera Utara dapat diputuskan, sepulangnya Menteri ESDM Sudirman Said ke Tanah Air. Saat ini Wiratmaja hanya bisa melaporkan perkembangannya kepada Sudirman melalui pesan singkat elektronik.
Dia tidak bisa memastikan apakah harga gas tersebut bisa diturunkan atau tidak. Saat ini perhitungan mengenai harga masih dibahas di internal kementerian. "Setelah ini selesai, detailnya pasti lapor Menteri ESDM. Menteri ESDM lapor ke Presiden, karena ada banyak hal untuk penurunan (harga gas)," kata dia di Gedung Migas, Jakarta, Jumat (13/11).
Terkait dengan mahalnya harga gas untuk industri di Medan, PGN melempar kesalahan ke Pertamina sebagai pemasok, karena telah menjual dengan harga tinggi. PGN membeli gas dari Pertamina dengan harga US$ 13,8 per juta british thermal unit (mmbtu), dan menjualnya dengan harga US$ 14 per mmbtu. Harga ini jauh lebih mahal dibandingkan daerah lain yang masih di kisaran US$ 10 per mmbtu.
Pertamina tidak membatahnya. Namun, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan PGN tidak transparan dalam menjelaskan penetapan harga gas di wilayah tersebut. Pertamina memang menjual gas yang berasal dari fasilitas regasifikasi Arun dengan harga US$ 13,8 per mmbtu. Harganya mahal karena merupakan gas alam cair (LNG) dari Dongi Senoro di Sulawesi Tengah, yang harus diregasifikasi lagi di Arun.
Meski demikian, pasokan gas untuk Sumatera Utara tidak hanya satu. Pertamina juga memasoknya langsung dari sumur gas di Lapangan Pangkalan Susu. Jumlah pasokannya pun sama dengan LNG yang berasal dari Donggi Senoro, yakni 4 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Pertamina menetapkan harga gas dari Pangkalan susu lebih murah, yakni hanya US$ 8,31 per mmbtu.
Menurut Wianda, jika harganya dipadukan dengan volume yang sama, maka harga beli gas PGN dari Pertamina masih di bawah US$ 11 per mmbtu. Artinya jika PGN menjual gas tersebut dengan harga US$ 11-12 per mmbtu pun masih mendapat untung.
(Baca: Jokowi Minta Kementerian BUMN Sinergikan PGN dan Pertagas)