Ilmuwan di Singapura Prediksi Kasus Corona RI Mulai Berakhir Awal Juni

Ameidyo Daud Nasution
27 April 2020, 13:56
Singapura, virus corona, Covid-19
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.
Mural ajakan melawan COVID-19 di Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Ilmuwan Singapore University of Technology and Design (SUTD) Prof Jianxi Luo meramal kasus Covid-19 di RI mulai berakhir Juni 2020.

Prediksi berakhirnya virus corona Covid-19 di Indonesia dikeluarkan banyak lembaga, salah satunya adalah Singapore University of Technology and Design (SUTD). Perguruan tinggi asal Singapura itu memperkirakan pandemi ini akan berakhir pada awal Juni.

Penelitian ini dibuat oleh Direktur Data Driven Innovation Lab yang juga dosen SUTD Prof Jianxi Luo. Dia dan timnya menggunakan model SIR (susceptible-recover-recovered) untuk memperkirakan siklus hidup pandemi.

Dari hasil penelitian mereka, kasus corona di RI akan berakhir 97% pada 7 Juni 2020, 99% pada 24 Juni 2020, dan 100% pada 7 September 2020. Sedangkan kasus Covid-19 dunia diperkirakan akan selesai 97% pada 29 Mei dan 100% pada 8 Desember.

Data yang diolah berasal dari laman Our World in Data dengan pengolahan menggunakan kode dari ilmuwan Slovenia yakni Milan Batista. “Pengolahan data jika dilakukan dengan benar dapat mengurangi kecemasan kita dan mempersiapkan mental untuk fase selanjutnya,” demikian tulis Luo yang dikutip dari laman SUTD, Senin (27/4).

(Baca: Tiongkok: Seluruh Pasien Corona di Wuhan Telah Dipulangkan dari RS)

Jika dibandingkan tetangganya di Asia Tenggara, berakhirnya kasus Covid-19 di Indonesia dapat dikatakan lebih lambat. Hasil penelitian mereka, Kamboja telah merampungkan 100% kasus corona pada 12 April lalu dan Brunei pada 21 April.

Sedangkan 99% kasus  Covid-19 di Vietnam serta Thailand diprediksi selesai 30 April dan 7 Mei. Adapun 97% kasus corona di Myanmar, Malaysia, dan Filipina akan usai pada 4, 7, dan 9 Mei mendatang. Jarak RI tak jauh berbeda dengan Singapura yang diperkirakan mengakhiri 97% kasus pada 4 Juni 2020.

“Pada akhirnya yang dibutuhkan secara mendasar adalah fleksibilitas, kekokohan dan ketahanan untuk menghadapi berbagai peristiwa dan skenario yang tidak terduga di masa depan,” tulis tim mereka.

Hasil penelitian tim itu menyatakan berbedanya pandemi berakhir di tiap negara melambangkan siklus hidup virus yang berbeda tiap negara. Siklus tersebut juga menggambarkan adaptasi tiap negara dan cara pemerintahnya melawan pandemi.

“Pola siklus hidup pandemi diharapkan muncul sebagai kurva bentuk S,” demikian tulis Luo.

(Baca: Pemerintah Ajak Daerah Integrasikan Data Covid-19 Agar Transparan)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...