Luhut Tegaskan Tak Ada Ancaman Krisis Pangan dalam Waktu Dekat

Image title
11 Mei 2020, 13:56
krisis pangan, luhut binsar pandjaitan, pandemi corona, virus corona
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) menegaskan bahwa krisis pangan tidak akan terjadi di Indonesia dalam waktu dekat.

Organisasi pangan internasional (FAO) memperkirakan pandemi corona akan menyebabkan krisis pangan global. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Indonesia tidak akan mengalami krisis pangan dalam waktu dekat.

"Tapi kami tetap mewaspadai 11 bahan pokok kalau bisa jangan ada masalah," kata Luhut dalam diskusi daring yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) Minggu (10/5).

Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mempertimbangkan saran dari FAO untuk memperkuat ketahanan pangan. Jokowi juga telah memerintahkan menteri kabinetnya untuk menjamin ketersediaan pasokan dan distribusinya. Apalagi, sudah mendekati Lebaran.

(Baca: Eks Wakil Mentan Sebut Pandemi Corona Bisa Sebabkan Krisis Pangan)

Untuk mempercepat distribusi pangan, Luhut mengatakan bahwa pemerintah akan mengandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "UMKM kami mainkan supaya mereka bisa distribusi dengan baik makanya angkutan ini dibuka ini kan semuanya kait-berkait," kata dia.

Sebelumnya, FAO menyatakan bahwa krisis pangan dunia berpotensi terjadi pada April dan Mei karena rantai pasokan terganggu kebijakan untuk menekan penyebaran virus corona. Misalnya, karantina wilayah atau lockdown, pembatasan sosial, dan larangan perjalanan.

Menurut FAO lockdown dan pembatasan sosial sangat mepengaruhi sektor pertanian. Khususnya di komoditas bernilai tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dalam produksinya. 

Lalu, larangan perjalanan menurut FAO berdampak kepada distribusi pangan. Kebijakan ini membatasai operasional pelabuhan, truk pengangkut, sampai penerbangan yang berperan penting dalam mendistribusikan pangan lintas wilayah dan negara.

(Baca: Jokowi Antisipasi Krisis Pangan Akibat Dampak Kekeringan)

Sementara komoditas bahan pokok yang padat modal relatif tak terpengaruh. Begitupun sektor peternakan terpengaruh dalam hal pemenuhan pakan hewan ternak, proses penjagalan, serta pengolahan daging.

World Economic Forum menyebutkan bahwa Italia terancam tak bisa memaksimalkan masa panen Mei karena kehilangan 200 ribu pekerja akibat lockdown. Pekerja mesti digilir dengan jam kerja terbatas. Sementara panen membutuhkan tenaga dalam jumlah besar dengan jam kerja panjang.

Di Amerika Serikat, analis Rabobank Christine McCracken dilansir dari Bloomberg mengatakan bahwa produksi perusahaan pengolahan daging turun 20-30%. Pekerja di sana terpaksa tinggal di rumah sesuai kebijakan pembatasan sosial yang berlaku. 

(Baca: Pakai Benih Varietas Inpari, Kabupaten Klaten Surplus Beras 39Ribu Ton)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...