Risiko Covid-19 dan Peningkatan Pasokan AS Menekan Harga Minyak Global
Harga minyak mentah dunia turun, terimbas meningkatnya kekhawatiran terkait potensi meluasnya pandemi virus corona akibat pelonggaran karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara.
Mengutip Bloomberg, Rabu (13/5) pukul 09.00 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2020 tercatat sebesar 25,37 per barel, turun 1,59%. Sementara, minyak jenis Brent tercatatat sebesar US$ 29,43 per barel, turun 1,53%.
"Meski pelaku pasar menyambut positif kebijakan pembatasan produksi oleh para produsen minyak, fokus saat ini masih seputar risiko pelonggaran lockdown," kata Chief Markets Strategist Stephen Innes, dilansir dari Reuters.
Kekhawatiran pasar semakin kuat, saat ahli penyakit menular asal Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci mengatakan di depan Kongres AS, bahwa pelonggaran lockdown dapat memicu semakin meluasnya virus corona (Covid-19).
Selain itu, munculnya kasus baru positif Covid-19 di Korea Selatan dan Tiongkok juga semakin menguatkan kekhawatiran pelaku pasar. Pasalnya, makin meluasnya Covid-19 akan mendorong kebijakan lockdown kembali di masa mendatang, dan hal ini jelas akan mengakibatkan permintaan minyak anjlok.
(Baca: Harga Minyak Anjlok, Pertamina Pangkas Penggunaan Rig dan Pengeboran)
Dari sisi pasokan, Arab Saudi sebagai pemimpin de facto organisasi negara-negara produsen minyak (OPEC) pada hari Senin (11/5) menyatakan, akan mengurangi produksi sebesar 1 juta barel per hari (bpd) bulan depan. Kebijakan ini, akan menambah pemangkasan produksinya menjadi 7,5 juta bpd, turun hampir 40% dari April 2020.
Pernyataan ini, dinilai pelaku pasar semakin menguatkan komitmen negara-negara produsen minyak (OPEC), yang telah sepakat memangkas produksi sebesar 9,7 juta bpd selama Mei-Juni 2020. Kebijakan pemangkasan ini diambil sebagai respons atas anjloknya permintaan minyak global, yang mencapai 30%.
Alhasil, pada awal perdagangan, minyak jenis WTI sempat naik ke level harga US$ 25,78 per barel, sementara Brent naik 1,2% menjadi US$ 29,98 per barel. Namun, menjelang penutupan perdagangan, kekhawatiran makin merebaknya virus corona menjadi faktor yang dominan menentukan sikap pelaku pasar.
Tak hanya kekhawatiran mengenai Covid-19, pelaku pasar juga skeptis harga minyak bakal kembali normal, karena cadangan minyak AS dilaporkan meningkat.
Pada Selasa (12/5), dilaporkan cadangan minyak AS meningkat 7,6 juta barel, jauh lebih tinggi daripada prediksi analis, yakni 4,1 juta barel. Peningkatan ini, membuat total cadangan minyak AS tercatat sebesar 526,2 juta barel.
(Baca: Kekhawatiran Gelombang Kedua Covid-19 Sebabkan Harga Minyak Jatuh Lagi)