Gelar Doa Kebangsaan Hadapi Covid-19, Jokowi: Kita Tidak Boleh Pesimis
Presiden Joko Widodo menggelar doa kebangsaan untuk melawan virus Covid-19. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi meminta masyarakat tidak pesimis dalam menghadapi dan melawan pandemi corona.
"Dalam hadapi kesulitan, kita tidak boleh pesimis dan putus asa. Wajib ikhtiar lindungi saudara, lindungi bangsa, lindungi negara dari penularan corona sehingga bisa terjaga keselamatan jiwa raga," kata Jokowi dalam acara Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan yang digelar secara virtual, Kamis (14/5).
Menurutnya, sudah ada lebih dari 213 negara serta hampir 4,4 juta orang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, telah banyak pula orang yang sembuh maupun meninggal dunia.
(Baca: Jokowi Beri Tenggat Pengendalian Corona di Pulau Jawa hingga Lebaran)
Mantan Walikota Solo itu pun mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan disiplin mencuci tangan, menggunakan masker, tidak mudik, bekerja di rumah, sekolah di rumah, dan beribadah di rumah.
Ia pun menyampaikan rasa syukurnya terhadap masyarakat yang gotong-royong membantu warga lain yang membutuhkan. "Bangkitnya persaudaraan dan persatuan dari berbagi penjuru menjadi kekuatan besar yang menabah keyakninan saya musbibah ini akan mampu kita atasi bersama," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta masyaarakat untuk berdoa bersama. Dengan demikian, harapannya pandemi covid-19 dapat segera berlalu.
(Baca: Pandemi Corona, Jokowi Tetap Tinjau Penyerahan Bansos Tunai di Bogor)
Semenatara itu, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, doa bersama tersebut dilakukan sejalan adanya seruan Komite Tinggi Kemanusian Dunia yang diinisiasi oleh Imam Besar Al-Azhar dan Paus Fransiskus Vatikan.
"(Komite Tinggi Kemanusiaan Dunia) mengajak umat manusia untuk mengetuk pintu langit, berdoa bagi kemanusiaan khususnya berkenan Yuhan untuk mencabut ujian covid-19," katanya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Xs. Budi S. Tanuwibowo perwakila tokoh agama Konghucu, Sri Pannavaro Matahera tokoh agama dari Budha, Ida Pedanda Gede Nabe Bang Buruan Manuaba dari tokoh agama Windu, Ignatius Kardinal Suharyo dari Katolik, Ronny Mandang dari Kristen, dan Quraish Shihab dari Islam.