Asap Kabakaran Hutan Berbahaya bagi Penderita Asma Terinfeksi Corona

Dimas Jarot Bayu
23 Juni 2020, 12:16
Asap Kabakaran Hutan Berbahaya bagi Penderita Asma Terinfeksi Corona
ANTARA FOTO/M N Kanwa/aww.
Ilustrasi, asap mengepul akibat kebakaran hutan di wilayah Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (15/4/2020).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menekankan pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia saat ini. Sebab, asap pekat yang timbul akibat karhutla sangat berbahaya bagi pasien terinfeksi virus corona.

Apalagi jika karhutla terjadi di lahan gambut. "Hampir pasti lahan gambut yang terbakar akan menimbulkan asap yang sangat pekat," kata Doni di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6).

Asap pekat akibat karhutla itu akan menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat. Terlebih jika mereka memiliki riwayat penyakit asma atau infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). 

Dampaknya semakin berbahaya, jika masyarakat yang menderita asma dan ISPA ini juga terpapar virus penyebab Covid-19. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya upaya bersama dalam mencegah karhutla di Tanah Air.

"Hindari asap, agar kita juga bisa selamat dari bahaya Covid-19," kata Doni. (Baca: Meski Hadapi Corona, Jokowi Ingatkan Jajarannya Cegah Kebakaran Hutan )

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengingatkan jajarannya untuk tetap mengantisipasi karhutla, meski Indonesia tengah pandemi corona. Ini ditekankan karena sebagian daerah mulai memasuki musim kemarau.

Merujuk data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), 17% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau sejak April lalu. Sebanyak 38% daerah memasuki musim kemarau pada bulan lalu.

Ada 27% wilayah Indonesia yang memasuki musim kemarau pada Juni. “Kemarau di sebagian besar daerah zona ini akan terjadi pada Agustus. Kami masih memiliki persiapan sebulan untuk mengingatkan ini,” kata Jokowi.

(Baca: Lebih dari 1.300 Bencana Terjadi Sepanjang 2020, Apa Saja?)

Atas dasar itu, Jokowi meminta manajemen lapangan terus berkoordinasi untuk mengantisipasi terjadinya karhutla. Dia pun ingin jajarannya bisa memanfaatkan teknologi guna meningkatkan pemantauan dan pengawasan.

Ia juga meminta agar infrastruktur pengawasan yang dimiliki pemerintah hingga tingkat bawah bisa dimanfaatkan dalam mencegah karhutla. Dengan demikian, pemerintah bisa memadamkan api karhutla dengan lebih efektif dan efisien.

Selain itu, Jokowi meminta penataan ekosistem lahan gambut dilakukan secara konsisten. Dia meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Restorasi Gambut (BRG), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menjaga tinggi muka air tanah di lahan gambut.

(Baca: 1,6 Juta Ha Lahan Gambut Terbakar, 63% Terkait Izin Konsesi Sawit)

Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...