Korban Banjir Bandang Luwu Utara 36 Orang, BNPB Perpanjang Pencarian
Proses pencarian korban banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan terus dilakukan. Hingga hari ini, korban jiwa meninggal akibat bencana alam tersebut telah mencapai 36 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, menjelaskan proses pencarian korban akan berlangsung selama sepekan. Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan memperpanjang proses pencarian jika dibutuhkan.
"Sampai hari ini 36 ini yang menjadi korban jiwa. Potensi bertambah masih bisa kerena tertimbun lumpur dan juga kesulitan akses dalam mencari," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (19/7).
Dari jumlah tersebut, korban terbanyak berasal dari Kecamatan Masamba dengan 12 korban jiwa dan Kecamatan Baubenta 24 korban jiwa. Selain ada 40 orang belum ditemukan, dan 58 orang luka-luka.
(Baca: Sumatera Selatan hingga Sumba Terendam Banjir di Tengah Pandemi)
Lebih lanjut, dia mengatakan terdapat sebanyak 14.483 jiwa atau 3.627 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak masih mengungsi di 76 titik lokasi pengungsian. Sebanyak 76 titik pengungsi tersebut antara lain tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, dan Kecamatan Masamba.
"Masamba 1.937 KK dengan 7.748 jiwa, Sabbang ada 238 kk dengan jumlah 927 jiwa dan Baebunta 1.452 kk dengan 5.808 jiwa," ujarnya.
Sementara, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja mengatakan kejadian ini menjadi tantangan yang cukup besar, terutama dalam pengembangan alat pendeteksi atau early warning system (EWS).
"Pertama sebelum air hujan itu jatuh ada peringatan biasanya dari BMKG. Sudah sampaikan curah hujan yang tinggi kemudian kita berikutnya itu ada peringatan yang terkait dengan tinggi air," ujarnya.
Menurutnya, ketika terjadi curah hujan yang cukup lama perlu dilihat kembali apakah hal tersebut berpotensi menyebabkan banjir atau tanah longsor. Sehingga ketika hal tersebut terjadi, semua pihak dapat tetap waspada.
Sebagaimana diketahui, Banjir bandang telah membuat puluhan rumah warga di Masamba tersapu bersih dan menjadi banjir terparah di Luwu Utara.
Adapun bencana banjir disebabkan debit air hujan yang cukup tinggi sehingga membuat tiga sungai di Luwu Utara meluap, yakni Sungai Radda, Sungai Masamba, dan Sungai Sabbang.