Kawal Covid-19: Rasio Lacak Isolasi RI Rendah, Hanya 6 Orang Per Kasus
Koordinator Tim Data Kawal Covid-19 Ronald Bessie menilai rasio lacak isolasi di Indonesia masih sangat rendah. Bessie mengatakan, rasio lacak isolasi di Indonesia rata-rata hanya 6 orang per kasus positif corona. Padahal, idealnya rasio lacak isolasi sebesar 30 orang per kasus positif.
“Bahkan negara lain yang bisa mengendalikan wabah itu bisa mengisolasi lebih tinggi dari 100 orang (per kasus positif),” kata Bessie dalam webinar Katadata.co.id bersama Kawal Covid-19 bertajuk Babak Baru Penanganan Pandemi di Daerah, Kamis (23/7).
Secara khusus, Bessie menyebut rasio lacak di Jawa Timur dan Jakarta masih cukup rendah. Padahal, dua wilayah itu memiliki jumlah kasus kematian akibat corona yang cukup besar.
Hingga Kamis (23/7), kasus kematian di Jawa Timur tercatat sebanyak 1.525 orang. Sementara di Jakarta, kasus kematian akibat corona mencapai 751 orang.
(Baca: Kasus Baru Corona di RI 1.906 Orang, Terbanyak Berasal dari Jakarta)
“Di daerah Bandung, Jawa Barat, angka kematian relatif lebih terkendali karena memiliki rasio lacak isolasi yang lebih tinggi dari Surabaya,” kata Bessie.
Walau begitu, ada pula daerah yang memiliki rasio lacak isolasi yang cukup tinggi di Indonesia. Dia mencontohkan hal tersebut seperti terlihat di Riau. “Riau itu memiliki rasio lacak isolasi lebih dari 100 (per kasus positif),” kata Bessie.
Menurut dia, pemerintah ke depannya perlu menjadikan rasio lacak isolasi ini sebagai target yang harus dipenuhi. Jika tak dilakukan, maka sulit bagi Indonesia untuk bisa mengendalikan pandemi corona yang terjadi pada saat ini.
Guna memenuhi target yang ideal, Bessie menilai pemerintah harus melakukan pelacakan dan isolasi terhadap 2,7 juta orang, baik yang berstatus suspek maupun kontak erat. “Saat ini baru 600 ribu orang yang terjaring oleh pelacakan dan isolasi kita,” kata Bessie.
(Baca: Rekor Baru Harian, Kematian Akibat Corona di RI Bertambah 139 Orang)