74 Dokter di Indonesia Meninggal Dunia Akibat Corona
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, 74 dokter meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona maupun berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Rata-rata berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, Jawa Timur, Medan, Makassar, dan Banjarmasin.
“Kami belum menganalisis lebih lanjut terkait faktor wilayah. Laporan yang ada setidaknya mewakili penyebaran virus corona,” kata Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar IDI Halik Malik, Sabtu (8/8).
Berikut daftar dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19:
- Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM)
- Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI/IDI Jakarta Timur)
- dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
- dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (IDI Kota Bandung)
- dr. Hadio Ali K, Sp.S (IDI Jakarta Selatan)
- dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
- dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
- dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (IDI Jakarta Timur)
- dr. Ucok Martin Sp. P (IDI Medan)
- dr. Efrizal Syamsudin, MM (IDI Prabumulih)
- dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
- Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS (IDI Jakarta Pusat)
- Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
- Dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
- DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jakarta Selatan)
- Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangerang Selatan)
- Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jakarta Selatan)
- Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT (IDI Kab. Bekasi)
- Dr. Naek L. Tobing, SpKJ (IDI Jakarta Selatan)
- Dr. Karnely Herlena (IDI Depok)
- Dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (IDI Kota Bandung)
- Dr. Sudadi, MKK, SpOK (IDI Jakarta Pusat)
- Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
- Dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
- Dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
- Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
- Dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
- Dr. Soeharno (IDI Kediri)
- Dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
- Dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)
- Dr. Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal)
- Dr. Hilmi Wahyudi (IDI Gresik)
- DR. dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin)
- dr. Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair, RS Soetomo, IDI Balikpapan)
- dr. Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya)
- dr. H. Dibyo Hardianto (IDI Bangkalan)
- dr. Deny Dwi Yuniarto (IDI Sampang)
- dr. Gatot Prasmono (IDI Sidoarjo)
- dr. Sukarno (IDI Sidoarjo)
- dr. Arief Basuki SpAn (IDI Surabaya)
- dr. Herry Nawing SpA (IDI Makassar)
- dr. Theodorus Singara SpKJ (IDI Makassar)
- dr. Nyoman Sutedja, MPH (IDI Denpasar)
- dr. Putri Wulan Sukmawati (PPDS Anak FK Unair/RS Soetomo Surabaya)
- dr. Sang Aji Widi Aneswara (IDI Semarang)
- dr. Elianna Widiastuti (IDI Semarang)
- dr. Agus Pramono (IDI Sidoarjo)
- dr Ane Roviana (IDI Jepara)
- dr. Sovian Endi (IDI Grobogan)
- dr. Pepriyanto Nugroho (IDI Blitar)
- dr. Ahmadi NH, Sp.KJ (IDI Semarang)
- dr. Zulkiflie Saleh (IDI Banjarmasin)
- dr. Abdul Choliq (IDI Probolinggo)
- Prof. dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG (K) (IDI Palembang)
- dr. H. Khiarul Saleh, SpPD (IDI Palembang)
- dr. Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan)
- dr Herwanto SpB (IDI Kisaran)
- dr. Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara)
- dr. Budi Luhur (IDI Gresik)
- dr. Deni Chrismono Raharjo (IDI Surabaya)
- dr Arif Agoestono Hadi (IDI Lamongan)
- dr. Djoko Wiyono (IDI Surabaya)
- Prof. Dr. dr. Andi Arifuddin Djuanna, SpOG (K) (IDI Makassar)
- dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan)
- dr. M. Fahmi Arfa'i (IDI Semarang)
- dr. M. Ali Arifin (IDI Sidoarjo)
- dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padang Sidempuan)
- dr. Elida Ilyas, SpKFR (K) (IDI Jakarta)
- dr. I Wayan Westa, Sp.KJ (K) (IDI Denpasar)
- dr. Sony Putrananda (IDI Blitar)
- dr. H. Muhammad Arifin Sinaga, MAP (IDI Langkat)
- dr. Andhika Kesuma Putra, Sp.P (K) (IDI Medan)
- dr. Edi Suwasono (IDI Kota Malang)
- dr. Ahmad Rasyidi Siregar, SpB (IDI Medan)
Berdasarkan data tersebut, Halik menilai bahwa domisili dokter yang meninggal dunia sejalan dengan wilayah prioritas penanganan pandemi corona. “Itu tidak berbeda dengan delapan daerah prioritas penanganan Covid-19,” katanya.
Di satu sisi, hanya sekitar 200 ribu dari total satu juta lebih tenaga kesehatan yang aktif saat ini. “Mereka berisiko tertular virus corona,” kata dia.
Berdasarkan data Amnesty Internasional Indonesia pun, ada 89 tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal akibat corona per 13 Juli. “Jumlah dokter yang relatif sedikit membuat beban pelayanan semakin tinggi,” ujar Halik.