Jumlah Pasien RS MItra Keluarga Turun hingga 50% Selama Penerapan PSBB
Pengelola jaringan rumah sakit Mitra Keluarga, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk mengungkapkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona membuat jumlah pasien yang berkunjung ke rumah sakit berkurang signifikan.
Investor Relations Mitra Keluarga Aditya Wijaya menjelaskan jumlah pasien yang berkunjung ke jejaring rumah sakit yang dikelola perusahaan berkode emiten berkode saham MIKA ini turun drastis selama penerapan PSBB yakni pada periode April dan Mei.
“Pasien rawat jalan turun hingga 50% dan pasien rawat inap turun 30-40%. Namun sejak PSBB dilonggarkan atau Juni hingga kini pasien rawat jalan sudah meningkat 40%. Sedangkan pasien rawat meningkat 5-10%,” katanya dalam public Expose yang diselenggarakan secara virtual, Senin (24/8).
Di sisi lain, menurut Aditya, perusahaan menambah dana opersional untuk melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) bagi pasien yang akan melakukan rawat inap. Tujuannya agar pihak rumah sakit bisa memastikan ruangan yang tepat bagi pasien. “Jadi screening test PCR jadi keharusan bagi pasien rawat inap,” ujarnya.
Sedangkan bagi pasien rawat jalan, perusahaan memastikan apakah pasien pernah mengunjungi zona merah atau zona hitam penyebaran corona. Jika pernah, pasien tersebut wajib menjalani tes PCR. “Kami juga sudah memberikan APD yang lengkap bagi para tenaga kerja maupun dokter yang sedang praktek,” katanya.
Rencana Ekspansi Tetap Jalan
Meski jumlah pasien yang berkunjung berkurang pada tahun ini, Mitra Keluarga tetap berekspansi. Aditya menyebut, perseroan berhasil mengakuisisi satu rumah sakit di Cirebon, Jawa Barat, pada semester I tahun ini.
Sementara itu, Mitra Keluarga juga sedang membangun rumah sakit yang ke-26 di Surabaya, Jawa Timur. Progresnya sudah 90% dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. “Pembangunan ini berasal dari anggaran belanja modal sebesar Rp 238 miliar. Realisasi sudah 50% lebih untuk bangun rumah sakit,” jelasnya.
Selain itu, menurut Aditya, perseroan juga akan membangun rumah sakit ke-27 dan ke-28 pada tahun ini dan awal tahun depan. Adapun untuk membangun satu rumah sakit perusahaan menganggarkan dana Rp 150-200 miliar.
Targetnya groundbreaking atau peletakan batu pertamanya bisa dilaksanakan pada akhir kuartal ke-empat tahun ini dan akhir kuartal pertama tahun depan.
Pandemi corona ternyata berdampak terhadap kinerja keuangan rumah sakit. PT Mitra Keluarga Tbk, misalnya, laba bersihnya pada semester I 2020 turun hingga 19,7% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 359,1 miliar menjadi Rp 288,7 miliar pada semester I 2019.
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2020, Mitra Keluarga membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 8,83% yoy menjadi Rp 1,44 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,58 triiun.
Rinciannya, pendapatan dari rawat inap turun turun 6,2% menjadi Rp 934,2 miliar dari sebelumnya Rp 996,3 miliar, endapatan dari rawat jalan turun 13,6% yoy menjadi Rp 507 miliar dari sebelumnya Rp 588 miliar.
Sementara itu, beban penjualan meningkat 25,6% yoy menjadi Rp 21,67 miliar dibanding semester I tahun lalu sebesar Rp 17,25 miliar. Sehingga total beban usaha perusahaan berkode emiten MIKA ini naik 7,7% yoy menjadi Rp 320,2 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 297,5 miliar.