Sebanyak 16% Warga Masih Percaya Teori Konspirasi Terkait Covid-19
Pemerintah masih kesulitan mengedukasi masyarakat untuk melaksanakan #Gerakan3M. Padahal protokol kesehatan tersebut merupakan langkah utama mencegah penularan Covid-19.
Menurut Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, edukasi protokol kesehatan di tengah pandemi tak berjalan maksimal karena banyak warga tak percaya Covid-19. Dia menyebut, ada 16 persen warga yang masih menyakini teori konspirasi virus corona.
Sedangkan 20 persen warga percaya adanya virus corona. "Namun, ada 50 persen warga yang masih ya dan tidak terhadap teori konspirasi, ini yang perlu kami edukasi secara maksimal," ujar Bima dalam Webinar "Kampanye Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun" yang diselenggarakan Katadata pada Kamis (15/10).
Untuk mengedukasi masyarakat, Bima menggandeng berbagai media. Apalagi, banyak masyarakat yang menerima informasi terkait Covid-19 melalui televisi, bukan dari kampanye pemerintah.
Selain itu, pihaknya menggandeng praktisi medis dan tokoh agama untuk kampanye protokol kesehatan. Itu karena masyarakat lebih percaya jika informasi disampaikan oleh dokter atau tokoh agama.
Pemerintah Kota Bogor bahkan membentuk Tim Merpati yang terdiri dari tenaga medis seperti dokter dan tokoh agama untuk melaksanakan sosialisasi dan edukasi terkait Covid-19. Dengan cara tersebut, Bima berharap warga bisa mendapatkan informasi yang benar terkait virus corona.
Pemerintah pusat dan daerah terus mengampanyekan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan. Bahkan pada hari ini (15/10), pemerintah secara khusus mengampanyekan gerakan nasional Cuci Tangan Pakai Sabun untuk menghindari penularan Covid-19 dan penyakit lainnya.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan