Tanggal Merah dan Cuti Bersama, Warga Zona Merah Diimbau Tak Berlibur

Rizky Alika
19 Oktober 2020, 17:04
Calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta,Tangerang, Banten, Kamis (9/7/2020). Meski penerbangan telah kembali dibuka dengan persyaratan seperti penumpang harus dengan memiliki hasil rapid atau PCR test negatif C
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta,Tangerang, Banten, Kamis (9/7/2020). Meski penerbangan telah kembali dibuka dengan persyaratan seperti penumpang harus dengan memiliki hasil rapid atau PCR test negatif COVID-19, suasana di Bandara Soekarno Hatta masih terpantau sepi.

Ada akhir pekan panjang atau long weekend di penghujung Oktober. Namun, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pun mengimbau masyarakat yang berada di zona merah Covid-19 termasuk DKI Jakarta untuk tidak berlibur atau pulang kampung.

Imbauan itu dimaksudkan untuk mencegah penularan virus corona. "Bapak-Ibu yang di daerahnya merah, rawan penularan, kalau bisa tidak pulang dan tidak berlibur. Lebih baik mungkin mengisi waktu di tempat masing-masing," kata Tito di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/10).

Sebagaimana diketahui, peringatan Maulid Nabi akan jatuh pada Kamis, 29 Oktober mendatang. Sementara, Rabu (28/10) dan Jumat (30/10) ditetapkan sebagai cuit bersama.

Menurutnya, waktu libur panjang tersebut dapat diisi dengan beres-beres rumah maupun bersantai bersama keluarga di tempat tinggal masing-masing.

Namun bila ada yang keluar kota, ia meminta masyarakat tersebut telah melakukan tes berbasis polymerase chain reaction (PCR) agar biisa dipastikan negatif dari Covid-19. Dengan begitu, mereka yang keluar kota tidak menjadi penular bagi keluarga atau orang lain di daerah.

Tito juga akan menggelar rapat bersama dengan kepala daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) pada Rabu atau Kamis mendatang. Hal ini untuk memastikan pemerintah daerah menjaga mekanisme pertahanan dari sebaran Covid-19.

Nantinya, pemerintah akan meminta daerah untuk menjalankan program yang sudah berjalan, seperti meyakinkan masyarakat pendatang telah dites Covid-19. "Program seperti kampung tangguh, desa tangguh, kelurahan tangguh yang ada diaktifkan betul dan melibatkan pemangku kepentingan yang ada," ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta masyarakat untuk menghindari kerumunan yang tidak bisa menjaga jarak. Selain itu, perlu ada penerapan protokol kesehatan seperti pasang kain masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

Di sisi lain, ia berharap pimpinan daerah dapat berkomunikasi dengan pengelola tempat wisata agar tidak terjadi kerumunan dalam jumlah masif. Untuk itu, tempat wisata setempat harus membuat pengaturan terkait batas kapasitas pengunjung dan lainnya.

Tak hanya itu, Tito juga meminta pemerintah daerah untuk berkomunikasi dengan pihak yang kerap menyelenggarakan kegiatan tradisi saat peringatan Maulid Nabi. Ia berharap, tradisi tersebut dapat dijalankan tanpa menciptakan keramaian.

"Bukan tidak menghormati tradisi itu, tetapi ini situasinya berbeda, pandemi Covid-19. Jangan sampai kita menjadi korban," kata dia.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta, warga di zona merah, termasuk Jakarta,  dapat menahan diri untuk tidak berkerumun di satu tempat, seperti ke Puncak. Ini merupakan upaya untuk mencegah munculnya klaster keluarga.

"Oleh karena itu, menahan diri untuk tidak berlibur ke tempat yang kita tahu akan banyak kerumunan. Seperti Puncak misalnya, atau di daerah Bandung, di pantai, dan lainnya," ujar dia.

Di sisi lain, pemerintah akan meminta kepala daerah untuk mengidentifikasi potensi kerumunan di tempat wisata. Pemerintah daerah pun diminta tidak memberikan izin kegiatan yang mengundang massa di tempat wisata tersebut.

"Forkopimda dan kepala daerah ini memegang peranan sangat penting karena mereka yang tahu persis titiknya di mana," kata Doni.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...