Bio Farma Prioritaskan 1,2 Juta Vaksin Sinovac untuk Tenaga Kesehatan
Pemerintah telah mendatangkan vaksin Covid-19 dari Sinovac meski belum mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan jumlah vaksin yang telah diterima Bio Farma mencapai 1.200.568 vial.
Dari jumlah tersebut, 568 vial akan dialokasikan untuk pengujian mutu antara Bio Farma dan BPOM. Selebihnya, vaksin tersebut akan diprioritaskan kepada tenaga kesehatan.
"Tentunya pemberian dilakukan setelah mendapatkan emergency use authorization BPOM," kata Honesti dalam acara Perencanaan Distribusi dan Quality Control Vaksin Covid-19 yang disiarkan secara virtual, Selasa (8/12).
Honesti mengatakan sebanyak 1,8 juta dosis vaksin akan didatangkan sekitar akhir Desember atau awal Januari untuk memenuhi target sebanyak 3 juta dosis vaksin. Sedangkan vaksin berbentuk bahan baku juga akan didatangkan sebanyak 15 juta dosis bulan ini.
Impor bahan baku vaksin Sinovac sebanyak 30 juta dosis juga akan dilakukan pada Januari mendatang. Keseluruhan vaksin yang akan tiba di Indonesia merupakan jenis yang sama dengan vaksin yang tengah diuji di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Ke depan, Bio Farma pun akan fokus pada penyimpanan dan distribusi vaksin Covid-19. Distribusi vaksin akan memenuhi good distribution practice sehingga penyaluran vaksin ke fasilitas kesehatan tetap memerhatikan sistem rantai dingin.
"Bio Farma sudah memiliki pengalaman panjang dalam distribusi vaksin baik untuk kebutuhan pemerintah dan swasta," ujar Honesti.
Honesti lalu menyampaikan alasan pihaknya menggandeng Sinovac. Salah satunya karena perusahaan farmasi Tiongkok itu merupakan vaksin paling cepat dikembangkan dibandingkan vaksin Covid-19 lainnya.
"Calon vaksin Covid-19 dari Sinovac termasuk 1 dari 10 kandidat yang paling cepat yang sudah masuk ke uji klinis tahap III," katanya.
Selain itu, metode pembuatan vaksin Sinovac dinilai telah terbukti, yakni dengan menggunakan platform inactivated atau virus yang dimatikan. Ia pun menilai, platform inactivated tersebut telah dikuasai oleh Bio Farma. Faktor lainnya, Sinovac dipilih lantaran mutunya yang telah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Honesti juga menjelaskan ada sejumlah faktor pertimbangan dalam memilih sebuah vaksin. Antivirus harus memenuhi unsur keamanan, aspek mandiri dan kecepatan. Tak hanya itu, vaksin terpilih harus memiliki khasiat dan mutu yang dijamin oleh lembaga berwenang dengan dibuktikan melalui pengujian praklinis, uji klinis tahap I, tahap II, dan tahap III.
Di sisi lain, Bio Farma juga menyiapkan solusi digital untuk pemenuhan distribusi vaksin Covid-19 untuk kebutuhan pemerintah dan mandiri. Sistem end-to-end untuk pengadaan vaksin juga dikembangkan Bio Farma dengan kementerian terkait dan BUMN lainnya.
Di kesempatan yang sama, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, TNI dan Polri akan mengawal distribusi vaksin Covid-19. Pengawalan telah dilakukan secara ketat saat 1,2 juta vaksin tiba di Bandara Soekarno Hatta, Minggu (6/12).
"Polri bersama TNI sesuai tupoksinya lakukan pengawalan, pengamanan mulai dari Bandara Cengkareng menuju Bio Farma Bandung," kata dia.
Ia mengatakan, ada 1.168 personel TNI dan Polri yang mengamankan pengiriman vaksin virus corona. Secara rinci, ada 238 personil Mabes Polri, 152 personel Polda Metro Jaya, 530 personil Polda Jawa Barat, dan 248 personil TNI.
Sebanyak tujuh cold storage dikawal oleh TNI dan Polri saat vaksin dikirim dari Cengkareng ke Bio Farma, Bandung. "Ini upaya TNI-Polri agar program pemerintah bisa dilaksanakan dengan aman dan lancar," ujar Argo.