Ahli Imunologi: Tak Ikut Vaksinasi, Covid-19 Makin Sulit Ditangani

Image title
13 Januari 2021, 19:28
vaksin virus corona, covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, jakarta, gerakan 3M
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Petugas medis bersiap melakukan simulasi pemberian vaksin COVID-19 Sinovac di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Para ahli kesehatan meminta masyarakat mengikuti program vaksin Covid-19 agar kekebalan kelompok tercapai sehingga Indonesia terbebas dari pandemi corona.

Masih ada sebagian masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19. Padahal, vaksin virus corona dari Sinovac sudah dipastikan keamanan, mutu, dan khasiatnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Menurut Pakar Imunologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Deshinta Putri Mulya, masyarakat tak seharusnya ragu terhadap vaksinasi Covid-19. Sebab, jenis vaksin yang digunakan sudah dipastikan aman. Selain itu, vaksin yang diberikan kepada masyarakat juga gratis.

Jika masyarakat ragu dan tidak mau mengikuti program vaksinasi, lanjut Deshinta, tujuan untuk mencapai kekebalan kelompok bisa tak tercapai. Pemerintah pun bakal semakin sulit untuk menangani pandemi. 

Oleh karena itu, dia mengimbau pihak, baik pemerintah, fasilitas pelayanan vaksin, maupun masyarakat bekerja sama menyukseskan program vaksinasi Covid-19. "Masyarakat diharapkan mengikuti dan memahami informasi dari sumber yang kompeten sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman akan vaksinasi," kata Deshinta dilansir dari Antara, Rabu (13/1).

Lebih lanjut, dia mengatakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat, atau bidan yang telah memiliki kompetensi. Sebelum pemberian vaksin pun ada proses screening status kesehatan, baik terkait penyakit penyerta maupun status infeksi virus corona. Selain itu, pelaksanaan vaksinasi tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan. 

Di sisi lain, Dokter Spesialis Paru RSA UGM dr. Siswanto mengatakan kondisi pandemi di Indonesia memasuki titik kritis. Sebab, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat dari waktu ke waktu.

Sedangkan kapasitas perawatan di rumah sakit terbatas. Untuk itu, kehadiran vaksin menjadi salah satu solusi dalam mencegah penyebaran virus corona.

Meski begitu, masyarakat juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan. "Kita tidak boleh lengah hanya mengandalkan vaksin saja, gerakan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan harus tetap dilakukan," kata Siswanto.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) DIY Dr. dr. Darwito juga meminta masyarakat tidak khawatir dengan keamanan vaksin Covid-19. Pasalnya, BPOM sudah memberikan izin penggunaan darurat. 

"Yang namanya di-approve itu ya sudah yang paling baik, yang paling minim efek sampingnya," kata Darwito.

Sebelumnya, Politisi PDIP Ribka Tjiptaning menolak program vaksinasi Covid-19. Dia mengatakan uji klinis tahap III yang dilaksanakan di Bandung belum rampung.

Selain itu, dia menyebut banyak kasus vaksin yang ternyata berdampak buruk bagi kesehatan. Dia mencontohkan penderita polio di Sukabumi yang mengalami lumpuh layu seusai divaksin antipolio.

"Saya tetap tidak mau divaksin. Misalnya pun hidup di DKI semua anak cucu saya dapat sanksi lima juta mending gue bayar, mau jual mobil kek," kata Ribka dikutip dari Tempo.co pada Selasa (12/1).

Dia juga meminta agar pemerintah tak berbisnis dengan rakyat. Hal itu disampaikan Ribka saat mempertanyakan jenis vaksin Covid-19 yang akan diberikan pada rakyat. Sebab, dia curiga vaksin yang murah yang akan digratiskan kepada masyarakat.

Reporter: Antara

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...