Vaksinasi Covid-19 Bisa Berulang jika Virus Terus Bermutasi
Virus corona terus bermutasi dan membentuk varian baru yang lebih cepat menyebar dan mematikan. Hal itu pun menyebabkan manusia kemungkinan besar harus divaksinasi berulang kali.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Zullies Ikawati menjelaskan munculnya varian baru Covid-19 akan diikuti oleh pengembangan vaksin virus corona. Sehingga vaksin yang digunakan di masyarakat dapat efektif melawan virus tersebut.
Hal itu serupa dengan vaksin influenza yang kerap mengalami pembaruan setiap tahun."Strain virus influenza itu gampang berubah, mereka ada penyesuaian-penyesuaian,” ujar Zullies dalam Katadata Virtual Series bertajuk "Seberapa Manjur Vaksin Covid-19", Jumat (29/1).
Hal ini membuka peluang untuk terjadinya vaksinasi yang diulang atau reannual vaccination. Periodenya bisa setahun sekali atau dua tahun sekali.
Meski ada kemungkinan penggunaan vaksin harus diulang, bukan berarti vaksin yang ada saat ini tidak efektif. Berdasarkan penelitian sementara, virus yang sering bermutasi itu biasanya mempertahankan beberapa spike protein.
Spike protein itu yang akan membantu antibodi dari vaksin mengenali virus. Sehingga seseorang yang telah menerima vaksin bisa membentuk kekebalan tubuh yang berguna menangkal varian baru virus corona.
Meski begitu, Zullies mengingatkan bahwa antibodi yang dihasilkan dari vaksin bisa berbeda-beda terhadap jenis virus. Selain itu, kondisi tubuh seseorang yang menerima vaksin juga mempengaruhi kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, selain mengandalkan vaksin, masyarakat juga harus selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
(Penyumbang bahan: Ivan Jonathan)
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan