Luhut Soroti 2 Juta Data Corona Telat Masuk, Rasio Positif Bisa Turun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyatakan ada dua juta data terkait Covid-19 yang belum masuk laporan pemerintah. Meski demikian, data tersebut akan menurunkan positivity rate kasus corona.
Ini lantaran ada banyak kasus negatif yang belum terlaporkan di dalam dua juta data tersebut. Juru Bicara Kemenko Marves Jodi Mahardi juga menjelaskan pemerintah bukan bermaksud untuk menutup-nutupi data.
“Karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan,” kata Jodi dalam keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sabtu (6/2).
Jodi menjelaskan selama ini banyak laboratorium yang lebih dulu melaporkan kasus positif agar mendapatkan penanganan. Ini membuat data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.
“Karena jumlah tes yang besar dan tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung melaporkan lebih dulu hasil positif,” katanya.
Permasalahan data ini awalnya disampaikan Luhut saat pertemuan dengan ahli kesehatan dan epidemiolog, Kamis (4/2). Luhut akan fokus pada pembenahan integrasi sistem agar data yang disampaikan ke depannya faktual.
“Menko Luhut melihat pandemi sebagai momentum yang tepat untuk memperbaiki sistem database,” kata Jodi.
Masalah sinkronisasi data antara pusat dan daerah sempat disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia mengatakan perbedaan ini mulai terlihat sejak bulan September hingga Desember 2020 lalu.
Dalam periode tersebut, kasus Covid-19 di Jabar melonjak, namun belum disampaikan Kementerian Kesehatan. Sedangkan ketika kasus menurun mulai Januari 2021, data pusat mulai menunjukkan kenaikan.
Sedangkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengakui adanya keterlambatan integrasi data daerah ke pusat. Hal ini disebutnya jadi salah satu pangkal tingginya kasus harian yang dilaporkan.
“Saya minta ke depan tidak ada toleransi terhadap keterlambatan data karena ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan,” kata Wiku 21 Januari lalu dikutip dari Antara.