Masalah Ketersediaan Vaksin Hambat Target Vaksinasi Covid-19

Rizky Alika
15 Maret 2021, 18:16
vaksin covid-19, virus corona,
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Petugas medis menunjukkan vaksin Sinovac Biofarma sebelum disuntikkan pada seorang tenaga pengajar di Rumah Sakit Persada, Malang, Jawa Timur, Jumat (5/3/2021).

Program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah belum menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga hari ini, jumlah penduduk yang menerima suntikan vaksin belum mencapai angka yang ditargetkan Presiden Joko Widodo yakni sejuta orang per hari.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan ini lantaran ketersediaan vaksin yang belum terpenuhi. Pasokan merupakan satu-satunya pengganjal target lantaran tak ada masalah teknis saat penyuntikan.

Dari data rencana pengadaan vaksin Kementerian Kesehatan, distribusi vaksin hingga Februari 2021 seharusnya mencapai 10,6 juta dosis. Akan tetapi, dari laman Kemenkes, hingga 15 Maret 2021, jumlah penyuntikan vaksin tahap I dan II yang terealisasi baru mencapai 5.739.648 dosis.

“Isunya memang tentang ketersediaan vaksin,” kata Budi Gunadi saat rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (15/3).

Budi mengatakan di Januari hingga Februari, pemerintah baru mendapatkan 10 juta dosis vaksin sehingga jumlah vaksinasi harus disesuaikan sebanyak 10 sampai 100 ribu per hari. “Agar tidak ada hari kosong,” kata Budi.

Angkanya bertambah menjadi 30 juta dosis pada Maret hingga April sehingga pemerintah bisa menambah jumlah vaksinasi menjadi 100 hingga 500 ribu per hari. Sedangkan di bulan Mei dan Juni, pasokan vaksin bisa mencapai 25 juta dosis per bulan.

“Sehingga bisa mencapai 500 ribu sampai satu juta per hari,” kata Budi.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan 75 persen vaksin baru tiba Juli sampai Desember. Oleh sebab itu pemerintah akan terus meningkatkan kapasitas vaksinasi.

“Kami akan merangkul semua komponen masyarakat, baik swasta hingga kelompok agama dan lainnya agar bisa membantu penyuntikan,” katanya.

Sedangkan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan, perseroan telah memproduksi 20 juta dosis vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi pemerintah. Dari angka tersebut, 14 juta dosis telah mendapat sertifikat lot release dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut laman Kementerian Kesehatan, lot release merupakan syarat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) bagi otoritas obat setiap negara untuk mengevaluasi mutu vaksin. Dari 14 juta dosis yang memperoleh lot release, sebanyak 13,9 juta vaksin sudah siap didistribusikan ke berbagai provinsi.

Adapun sisa 600 ribu dosis yang masih tersimpan di inventori Bio Farma siap didistribusikan sesuai permintaan pemerintah. “Sesuai permintaan Kemenkes ke provinsi yang diinginkan,” kata Honesti.

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...