Menjelajah Wisata Religi Islami di Bali
Pesona Bali sebagai daerah wisata sudah mendunia. Ragam keindahan alam serta budayanya, menjadikan Bali dijuluki serpihan surga di dunia. Namun mungkin tidak banyak yang tahu jika di Bali ternyata terdapat destinasi wisata religi yang bernuansa Islami.
Hal ini tentu menjadi keunikan tersendiri karena mayoritas penduduk Bali beragama Hindu. Sehingga Bali kerap disebut sebagai pulau seribu pura.
Jika Anda berkesempatan berkunjung ke Bali, beberapa alternatif wisata dapat menjadi salah satu agenda tujuan perjalanan Anda. Di bawah ini daftarnya.
1. Kampung Gelgel
Kampung Gelgel merupakan salah satu jejak sejarah masuknya ajaran Islam pertama kali ke Bali. Terletak di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Kllungkung. Menurut catatan, kampung ini merupakan desa muslim tertua dengan Masjid Nurul Huda sebagai tempat ibadah umat muslim pertama di Bali.
Islam pertama kali masuk ke Bali terjadi seiring ekspansi kerajaan Majahat usai berhasil menaklukkan Kerajaan Bendahulu pada 1343 Masehi. Patih Gajah Mada menunjuk Ki Patih Wulung, dan pemerintahannya dipindah ke Gelgel.
Gajah Mada selanjutnya menunjuk Sri Aji Kresna Kapakisan sebagai penguasa Bali. Aji Kresna datang ke Bali pada tahun 1357 dikawal prajurit pilihan, yang mana ada sekitar 40 orang prajuritnya beragama Islam.
Para prajurit ini yang menurut cerita kemudian bermukim di sebuah perkampungan dan mendirikan Masjid Nurul Huda. Hingga kini masjid tersebut masih berdiri kokoh di Kampung Gelgel. Selama berabad-abad, umat muslim Kampung Gelgel pun berdampingan dan hidup harmonis bersama masyarakat desa adat setempat yang mayoritas beragama Hindu.
2. Masjid Al Hidayah Bedugul
Kompleks masjid ini berada di lereng bukit yang menghadap Danau Beratan, lokasi dari Pura Ulun Danu. Arsitektur bergaya khas Bali nan indah mendominasi bangunan masjid.
Keberadaan masjid ini berawal dari komunitas muslim di daerah sekitar dan banyaknya wisatawan beragama Islam yang mengunjungi wilayah tersebut.
Populasi umat muslim di Bali tercatat ada sekitar 520.244 jiwa atau sekitar 13,37% dari seluruh penduduk Bali. Sebagian di antaranya bermukim di Bedugul, Tabanan. Kondisi ini pun menginisiasi masyarakat Bedugul untuk membangun masjid dan lembaga pendidikan berbasis Islam.
Di area masjid, dibangun pondok pesantren dan madrasah aliyah. Untuk mendanai lembaga pendidikan ini, masyarakat mendirikan Pusat Pelatihan Pedesaan Swadaya serta mengembangkan agrowisata stroberi.
3. Desa Pegayaman
Desa Pegayaman terletak di Kabupaten Buleleng, 65 kilometer (km) dari kota Denpasar. Di desa ini didiami etnis atau suku Nyama Selam, yang berarti masyarakat beragama Islam namun tetap mempertahankan adat dan tradisi Bali dalam kehidupannya sehari-hari.
Etnis ini menurut sejarah merupakan pencampuran dari tiga suku berbeda, yaitu Suku Bali, Bugis dan Jawa. Desa Pegayaman merupakan kampung muslim tertua di Bali.
Masyarakat pemeluk Hindu dan Islam selama bertahun-tahun hidup rukun, sehingga desa ini dijadikan sebagai cerminan toleransi yang kuat antara umat beragama Hindu dan Islam di Pulau Dewata.