Geliat Belanja Masyarakat, Airlangga Lihat Ekonomi RI Berangsur Pulih

Rizky Alika
19 April 2021, 19:28
ekonomi, covid-19, airlangga hartarto, belanja
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020). Airlangga pada Senin (19/4) menyebutkan sejumlah indikator ekonomi RI telah menunjukkan perbaikan pada awal 2021.

Pemerintah mengklaim ekonomi Indonesia mulai menunjukkan gejala perbaikan usai dihantam Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa indikator yang mulai bergerak positif. Yang utama adalah belanja masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan konsumsi masyarakat mulai pulih, ditunjukkan dengan belanja nasional pada April yang tumbuh lebih dari 30 persen secara tahunan.

"Cukup besar, tumbuh 32,4 persen secara tahunan untuk non seasonally adjusted (musiman)," kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/4).  Sementara, belanja nasional untuk faktor musiman naik 13,1 persen secara tahunan.

Selain itu, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 berada pada posisi 53,2, lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi pada 2019 lalu dengan rata-rata 51.

Selanjutnya, penerimaan sektor industri juga mengalami perbaikan, yaitu tumbuh 10,2 persen secara tahunan untuk faktor nonmusiman. Sementara, penerimaan industri untuk faktor musiman naik 1,4 persen.

Sementara untuk mengungkit ekonomi, pemerintah meminta pengusaha memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran 2021 secara penuh paling lambat H-7 Lebaran. Sedangkan, THR untuk ASN, TNI, dan Polri akan difinalisasi oleh Menteri Keuangan serta dibayar pada H-10 Lebaran.

Kemudian, program perlindungan sosial dan sembako pada Mei-Juni akan dibayarkan pada awal Mei. "Kemudian, bansos beras sedang dalam pematangan, yaitu 10 kilogram dengan sasaran kartu sembako non-PKH," ujar dia. Selanjutnya, pemerintah akan memberikan subsidi ongkos kirim saat hari belanja nasional (harbolnas).

Pemerintah pun berupaya menjaga keseimbangan ekonomi dan sektor kesehatan yakni pengendalian Covid-19. Hal ini dilakukan dengan melarang mudik dan membatasi masyarakat untuk berpergian. "Juga terkait pengetesan yaitu h-1 untuk seluruh moda angkutan, baik PCR, GeNose maupun swab antigen," kata Airlangga.

Sebagaiamana diketahui, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak konsumsi rumah tangga saat Ramadan dan Idul Fitri meski ada larangan mudik. Salah satunya melalui kebijakan subsidi ongkir Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) mencapai Rp 500 miliar.

"Kami akan mendorong sisi konsumsi supaya permintaan mulai muncul," kata Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional - Temu Stakeholders, Jumat (9/4).

Selain stimulus tersebut, Sri Mulyani optimistis konsumsi akan meningkat karena ada pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk mobil dan rumah.

Tak hanya itu, pemerintah menyiapkan program Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Wisata Indonesia demi mendorong konsumsi masyarakat. Meski demikian, Sri Mulyani menegaskan, seluruh stimulus pemerintah didesain dengan sangat hati-hati dan teliti.

Hal yang penting, selain mendorong ekonomi, pemerintah tak ingin kasus Covid-19 kembali meningkat. "Ini selalu dicari titik tengahnya," ujar Menkeu.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...