Kurang 10% Populasi Muslim Indonesia Paham Keuangan Syariah

Image title
26 April 2021, 13:34
PERESMIAN BANK SYARIAH INDONESIA
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

Sektor keuangan syariah di Indonesia tanpa terasa memasuki usia 30 tahun. Dimulai pada 1991, tatkala Bank Muamalat hadir sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Sejak saat itu, perbankan syariah semakin dikenal masyarakat.

Namun, waktu 30 tahun ternyata belum mampu bagi perbankan syariah untuk menyaingi pamor bank-bank konvesional. Dari banyak faktor, perbankan syariah memang masih perlu stimulan untuk bisa dikenal dan diminati masyarakat Indonesia

Dari segi pangsa pasar, market industri jasa keuangan di Indonesia tetap dikuasai bank konvesional. Perbandingan jumlah bank konvesional sebesar 91 persen berbanding jumlah bank syariah sebesar 9 persen.

Di dalam salah satu sesi webinar Semarak Ramadan Katadata, VP Business Planning & Evaluation Bank Syariah Indonesia (BSI) Lucky Affriansyah menyebutkan, meskipun perbankan syariah terus berkembang, tetapi terus ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dibenahi.

Penyebab lambannya perkembangan sektor keuangan syariah, salah satunya adalah literasi atau tingkat pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah relatif rendah. Padahal, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Tapi, rupanya, tingkat pemahaman publik terhadap keuangan syariah belum optimal.

Lucky menyatakan, dari sekitar 229 juta populasi muslim di Indonesia maka hanya 8 persen atau hanya sekitar 18,3 juta jiwa saja yang melek tentang keuangan syariah. Alhasil, dengan tingkat pemahaman serendah ini, minat masyarakat untuk menabung di bank syariah semakin tak mudah diakselerasi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019, indeks literasi keuangan nasional mengalami peningkatan sebesar 38 persen dari sebelumnya 29,7 persen pada 2016. Khusus indeks literasi keuangan syariah tentu di bawah angka nasional, yakni 8,1 persen pada 2016, lantas naik tipis ke angka 8,93 persen pada 2019.

Fauziah Rizki Yuniarti, Peneliti Ekonomi Islam dari Institute for Devolepment of Economics and Finance (INDEF) melihat lambannya perkembangan ekonomi keuangan syariah dari beberapa faktor. Menurutnya, jam terbang perbankan syariah yang baru 30 tahun, belum sebanding dengan perbankan konvensional yang telah 75 tahun beroperasi di Tanah Air.

Selanjutnya, bank-bank syariah di Indonesia memiliki modal terbatas sehingga belum banyak produk keuangan yang bisa ditawarkan kepada nasabah. Guna mengatasinya, Fauziah berharap, bank syariah mampu memasarkan produk keuangannya dengan paradigma baru. Yakni, bergeser dengan tidak hanya menonjolkan nilai-nilai religius namun juga menawarkan nilai-nilai sosial yang universal yang lebih mudah diterima masyarakat.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...