Pendapatan Pengelola RS Naik, Reksa Dana Ini Punya Sahamnya
Bareksa.com - Dalam dua pekan terakhir pasca Lebaran, kasus baru harian Covid-19 semakin banyak. Di satu sisi hal ini menambah kekhawatiran terhadap perekonomian, tetapi di sisi lain ada dampak positif bagi pendapatan emiten pengelola rumah sakit yang menghadapi kenaikan kebutuhan kamar rawat inap.
Selama periode 17-28 Mei 2021, kasus baru harian Covid-19 di Indonesia naik sekitar 36,5 persen menjadi rata-rata 5.862 kasus, dibandingkan pekan sebelumnya. Diproyeksikan, kebutuhan kamar rawat inap meningkat dan berdampak pada pendapatan emiten pengelola rumah sakit (RS).
Secara tahunan, beberapa emiten pengelola RS seperti PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), serta PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mencatat kenaikan laba bersih yang signifikan pada Kuartal-I 2021, masing-masing sebesar 220 persen, 788 persen, dan 59 persen dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja keuangan emiten RS ini turut menggerakkan harga saham mereka di pasar saham. Adapun sejak awal tahun (YTD), pergerakan saham SAME, SILO, dan MIKA masing-masing mencatat kinerja sebesar 80 persen, 54 persen, dan -6,2 persen.
Grafik Kinerja Saham SAME, SILO, MIKA YtD (30 Des 2020 – 28 Mei 2021)
Sumber: Bareksa
Performa para emiten rumah sakit ini berkebalikan dengan mayoritas perusahaan publik tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang justru tertekan akibat penurunan daya beli masyarakat. Maka, reksa dana dengan portofolio berisikan saham RS ini bisa menjadi pertimbangan bagi investor dengan profil risiko tinggi dan tujuan keuangan jangka panjang.
Sejumlah reksa dana saham yang memiliki saham pengelola RS dalam portofolionya per April 2021, termasuk:
- BNP Paribas Pesona Syariah
- Manulife Saham SMC Plus
- Principal Total Return Equity Fund
- TRIM Kapital
- RHB Alpha Sector Rotation
Proyeksi Pasar
Pasar saham pekan ini yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih akan mendatar (sideways) di kisaran level 5,800 – 5,950. Reksa dana saham berbasis sektor teknologi yang menopang pergerakan IHSG sejak awal tahun serta sektor energi yang mendapat sentimen positif karena kenaikan harga komoditas dapat menjadi pilihan investor dengan profil risiko agresif.
Berkaitan dengan pasar obligasi, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih berada di level rendah mendorong penguatan tipis indeks reksa dana pendapatan tetap sekitar 0,12 persen dalam sepekan dibandingkan pekan sebelumnya. Investor asing mencatat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp1,6 triliun pada pekan lalu.
Pekan ini investor dapat mencermati pengumuman inflasi Indonesia bulan Mei yang diperkirakan lebih baik dari bulan sebelumnya serta komentar beberapa pejabat The Fed yang dapat mengindikasikan kebijakan bank sentral Amerika selanjutnya. Mempertimbangkan beberapa data tersebut, pekan ini imbal hasil (yield) obligasi negara bertenor 10 tahun berpotensi bergerak di kisaran 6,45 – 6,60 persen.
Investor masih dapat mempertimbangkan beberapa reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah dan korporasi untuk profil risiko moderat dan reksa dana pasar uang untuk investor dengan profil risiko konservatif.
Tertarik investasi reksa dana?
Daftar sekarang untuk investasi reksa dana di aplikasi Bareksa.
Untuk transaksi, gunakan kode referal ini: KATADATA
Disclaimer
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.