Mengenal Tempat Isolasi Pekerja Migran di Wisma Atlet Pademangan
Jumlah pekerja migran yang tiba di Indonesia dan menjalani isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara, meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Pada Jumat pekan lalu jumlahnya mencapai 3.018 pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia. Per hari ini, Selasa (15/6), pasien rawat inapnya mencapai 3.326 orang. Angkanya berkurang 432 orang dibandingkan sehari sebelumnya. “Para pasien dirawat di Tower 8, 9, dan 10,” kata Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen TNI Tugas Ratmono, dikutip dari Antara.
Sejak awal pandemi hingga kemarin, tercatat 296.577 pekerja migran yang direpatriasi. Mereka menjalani isolasi di RSD Wisma Atlet Pademangan, maupun hotel, atau penginapan di wilayah Jakarta.
Dari jumlah tersebut, yang menjalani karantina sebanyak 12.232 orang. Terdiri dari 3.758 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Pademangan. Lalu, 3.673 orang di hotel dan penginapan di Jakarta, serta 4.801 orang di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC-19) Wisma Atlet Kemayoran. Yang telah kembali ke domisili masing-masing sebanyak 284.345 orang.
Sebagai informasi, Wisma Atlet Kemayoran berjarak sekitar empat kilometer dengan Wisma Atlet Pademangan. Keduanya kini menjadi tempat isolasi dan rumah sakit bagi pasien Covid-19.
Siapa yang Harus Isolasi di Wisma Atlet Pademangan?
Pandemi Covid-19 mengubah fungsi wisma atlet ini. Dari sebelumnya untuk tempat menginap atlet, kini menjadi tempat isolasi Covid-19. Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk pekerja migran yang baru saja tiba dari luar negeri akan langsung diisolasi di wisma tersebut.
Jika wisma penuh, alternatif tempat isolasi juga disediakan. Hotel bintang dua dan bintang tiga tersedia dengan pelayanan yang setara dengan Wisma Pademangan. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 9 Tahun 2021.
Ada beberapa kriteria orang yang mendapat layanan isolasi di Wisma Atlet Pademangan. Pertama, pekerja migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Indonesia untuk menetap minimal 14 hari di Indonesia.
Kedua, pelajar atau mahasiswa yang kembali ke Indonesia setelah mengikuti pendidikan atau melaksanakan tugas belajar di luar negeri. Ketiga, pegawai pemerintah yang kembali ke Indonesia setelah melaksanakan perjalanan dinas ke luar negeri dengan biaya dari negara.
Ada Apa di Wisma Atlet Pademangan?
Wisma Atlet Pademangan pertama kali dibuka sebagai tempat isolasi sejak Mei 2020. Wisma ini dijalankan melalui kerja sama Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan Kementerian Kesehatan.
Wisma ini memberikan fasilitas bagi para pekerja migran yang diisolasi. Terdapat tower khusus yang disiapkan untuk isolasi, yakni Tower 8, 9, dan 10. Pada April 2021, tower yang digunakan hanya 8 dan 9.
Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya Brigjen TNI M Saleh Mustafa menyebut, bulan lalu telah meninjau langsung kesiapan seluruh tower tersebut. Pihaknya telah mengantisipasi lonjakan jumlah orang yang harus diisolasi.
Fasilitas utama yang disediakan mencakup penginapan, transportasi, konsumsi dan pengamanan. “Kami ingin menghindari kerumunan sehingga fasilitas lift, misalnya, untuk mobilisasi dan logistik dapat berlangsung dengan baik, tanpa melanggar protokol kesehatan,” ujarnya.
Apa Beda Wisma Atlet Pademangan dengan Kemayoran?
Sebelumnya, komandan lapangan RS Darudat Covid-19 Letkol Laut (K) Dokter Gigi M Arifin mengatakan kedua wisma tersebut adalah satu kesatuan. “Namun, terbagi menjadi dua bagian,” katanya dalam diskusi Mekanisme Kedatangan Pelaku Perjalanan Internasional pada 2 Februari lalu.
Fungsi awal kedua wisma atlet ini berbeda-beda. Wisma Atlet Kemayoran digunakan sebagai rumah sakit darurat Covid-19. Menaranya terdiri dari Tower 4, 5, 6, dan 7. Fungsinya untuk menangani pasien dengan gejala ringan dan sedang.
Sedangkan Wisma Atlet Pademangan digunakan sebagai lokasi karantina bagi pendatang dari luar negeri. Di dalamnya terdiri dari Tower 8, 9 dan 10.
Wisma ini sebenarnya tidak difungsikan sebagai rumah sakit. Namun, seiring lonjakan kasus Covid-19, RSDC Wisma Atlet Kemayoran kerap penuh. Wisma Atlet Pademangan juga turut menerima pasien virus corona tanpa gejala dan dengan gejala ringan.
Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)