Obat Covid-19 Langka di Apotek, Kemenkes Ungkap Detail Jutaan Stoknya
Kementerian Kesehatan memastikan stok obat Covid-19 di dalam negeri mencukupi kebutuhan masyarakat di tengah lonjakan kasus saat ini. Pemerintah meminta industri dan pedagang besar farmasi tak menahan stok yang dimilikinya.
"Kami sudah melakukan pengecekan. Stok yang kami miliki ini masih cukup dengan lonjakan kasus yang cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan," ujar Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Arianti Anaya dalam konferensi pers, Sabtu (10/7).
Berdasarkan data ketersediaan obat nasional hingga 10 Juli 2021, masih terdapat 11,64 juta kapsul Oseltamivir. Obat tersebut tersebar di 34 Dinkes Provinsi sebanyak 838.677 kapsul, instalasi farmasi pusat 351.600 kapsul, industri farmasi dan pedagang besar farmasi (PBF) 205.900 kapsul, rumah sakit 1,1 juta kapsul, dan apotek 9,13 juta kapsul.
Stok Favipapir mencapai 24,48 juta tablet. Obat ini tersebar di 34 Dinkes Provinsi sebanyak 4,41 juta kapsul, instalasi farmasi pusat 362.500 kapsul, industri farmasi dan pedagang besar farmasi (PBF) 3,23 juta kapsul, rumah sakit 1,44 juta kapsul, dan apotek 15,03 juta kapsul.
Stok Azytroychin masih mencapai 12,39 juta tablet yang tersebar, antara lain di 34 Dinkes Provinsi sebanyak 2,198 juta kapsul, instalasi farmasi pusat 996.380 kapsul, industri farmasi dan pedagang besar farmasi (PBF) 2,06 juta kapsul, rumah sakit 1,65 juta kapsul, dan apotek 5,48 juta kapsul.
Remdesivir tersedia 148.891 vial, tersedia di 34 Dinkes Provinsi sebanyak 52.281 vial, instalasi farmasi pusat 21.403 vial, industri farmasi dan pedagang besar farmasi (PBF) 11.856 vial, rumah sakit 63.346 vial, dan apotek 5 vial. Sementara Tocilizumab hanya tersedia 421 vial, tersedia di 34 Dinkes Provinsi sebanyak 195 vial, instalasi farmasi pusat 4 vial, industri farmasi dan pedagang besar farmasi (PBF) 83 vial, dan rumah sakit 139 vial.
"Kami sedang mendorong ketersediaan remdesivir, sedang diimpor dan akan sampai di Indonesia dalam 1-2 hari. Sedangkan untuk Tocilizumab stok sedikit karena hanya digunakan untuk pasien kritis. Kami juga sedang upayakan tambahan stok," kata Arianti.
Pemerintah juga memastikan stok multivitamin mencukupi dan mencapai 75,96 juta tablet. Multivitamin tersedia di 34 Dinkes Provinsi sebanyak 14,49 juta kapsul, instalasi farmasi pusat 3,05 juta kapsul, industri farmasi dan pedagang besar farmasi (PBF) 52,89 juta kapsul, dan rumah sakit 5,52 juta kapsul.
Sementara itu, obat lainnya seperti invermectin tersedia 5,38 juta di Apotek dan obat antibodi IVIg tersedia 259 vial di industri farmasi dan PBF, serta 3.109 vial di rumah sakit.
Arianti menjelaskan stok obat di Dinkes Provinsi dan Instalasi Farmasi Pusat adalah cadangan yang disiapkan pemerintah jika stok obat di lapangan tidak tersedia. Obat-obatan tersebut akan terus didistribusikan ke rumah sakit dan jejaring apotek.
"Kementerian Kesehatan telah membuat aplikasi Farma Plus di mana ketersediaan obat bisa diakses oleh masyarakat," katanya.
Pemerintah, menurut dia, telah mendorong seluruh industri farmasi untuk meningkatkan ketersediaan obat. Arianti juga akan memastikan distribusi berjalan dari industri ke apotek-apotek sehingga dapat dijangkau masyarakat.
"Kami akan pastikan tidak ada penimbunan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat," kata dia.
Arianti mengingatkan kepada masyarakat bahwa obat-obatan terapi Covid-19 hanya boleh dikonsumsi jika mendapatkan rekomendasi dari dokter. "Kecuali multivitamin, semua obat-obatan yang saya sebutkan itu harus dengan petunjuk dokter," katanya.
Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk obat terapi bagi pasien terinfeksi virus corona. Penetapan ini bertujuan mencegah lonjakan harga di tengah kondisi pandemi corona yang memburuk di Indonesia. Perincian HET obat dapat disimak dalam databoks di bawah ini.