Enam Produsen siap Pasok Laptop Lokal untuk Pemerintah di November
Enam produsen siap memasok 718.000 unit laptop dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 25% pada November mendatang. Laptop lokal ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pemerintah sekaligus menekan tingginya impor.
Enam produsen tersebut adalah Acer Manufacturing Indonesia, PT Evercross Technology Indonesia, PT. Zyrexindo Mandiri Buana, PT. Tera Data Indonusa, PT. Supertone, dan PT. Bangga Teknologi Indonesia. Di antara ke enam produsen tersebut PT. Zyrexindo Mandiri Buana memiliki komponen TKDN tertinggi yakni hingga 37%.
PT. Zyrexindo Mandiri Buana diperkirakan akan memaasok 317.000 unit laptop, disusul kemudian dengan PT. Tera Data Indonusa sebanyak 205.00 unit, Acer Manufacturing Indonesia sebanyak 100.000 unit, PT Evercross Technology Indonesia sebanyak 55.000 unit, PT. Supertone sebanyak 21.000 unit, dan PT. Bangga Teknologi Indonesia sebanyak 20.000 unit.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Pandjaitan mengatakan ke enam produsen tersebut sebenarnya sudah bisa memasok 351.000 unit laptop pada September untuk kebutuhan pemerintah.
Luhut mengatakan ke enam produsen ini akan memenuhi kebutuhan pengadaan produk Teknologi dan Informasi di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, riset, dan Teknologi (Kemendikbukristek), serta pemerintah daerah (pemda)
Dengan perkiraan jumlah sekolah mencapai 435.846 dan kebutuhan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi mencapai 302.458 buah hingga 2024 maka pasokan dalam negeri akan sangat dibutuhkan.
"Permasalahan utama adalah belanja pemerintah untuk produk dalam negeri terutama bidang pendiidkan khususnya produk teknologi informasi dan komunikasi masih rendah dibandingkan impor" Kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7).
Luhut mengatakan total kebutuhan laptop untuk Kemendikbudristek dan pemda untuk tahun 2021 mencapai 431.730 unit dengan nilai mencapai Rp 3,7 triliun. Luhut menambah penggunaan produk dalam negeri untuk Teknologi, Informasi, dan Komunikasi di bidang pendidikan diharapkan mencapai Rp 17 triliun pada 2024.
Produk dalam negeri yang diharapkan bisa dipasok untuk kebutuhan pendidikan diantaranya laptop, konektor, hingga LCD proyektor.
Luhut mengatakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri tidak hanya akan meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan utilisasi nasiona, tapi juga menghemat devisa.
Luhut menambahkan pemerintah telah berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, terutama di sektor teknologi. Komitmen tersebut diantaranya dituangkan dalam kebijakan yang meminta pemda untuk memprioritaskan pembelian produk dalam negeri. Pemerintah juga sudah menyediakan anggaran untuk fasilitas sertifikasi TKDN.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap pasokan laptop dalam negeri diharapkan bisa menekan impor produk tersebut yang cukup tinggi.
Dia menambahkan nilai impor produk laptop rata-rata dalam lima tahun terakhir adalah USD 1 miliar. Permintaan produk laptop di Indonesia mencapai 3 juta unit per tahun dengan market share produk impor sebesar 95% dan produk dalam negeri sebesar 5%.
Agus mengatakan hingga kini sudah ada delapan produk netbook lokal yang memilki nilai penjumlahan TKDN dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) lebih dari 40%, atau memenuhi persyaratan wajib beli.
Peraturan Pemerintah Nomor 29/2018 Tentang Pemberdayaan Industri menyatakan bahwa produk yang telah mencapai nilai 40 persen dari penjumlahan nilai TKDN dan BMP sebesar 40 persen dengan nilai TKDN minimal 25 persen, wajib digunakan di dalam negeri.