Bantu Jurnalis yang Terpapar, AMSI akan Bentuk Crisis Center Covid-19
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) berinisiatif untuk membentuk Tim AMSI Crisis Center Covid-19 untuk membantu pekerja media dan keluarganya yang terpapar Covid-19 mendapatkan akses layanan kesehatan.
Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut mengatakan bahwa media merupakan salah satu sektor esensial yang tidak berhenti saat bencana, termasuk saat pandemi Covid-19.
Banyak media telah menerapkan bekerja dari rumah sesuai ketentuan pemerintah, namun sebagian kecil tim masih diperlukan untuk meliput, memotret, dan melaporkan langsung kondisi penanganan pandemi di lapangan.
“Untuk memberikan informasi yang utuh bagi publik, pekerja media tetap perlu melakukan observasi dan konfirmasi realitas di lapangan, tidak cukup hanya melalui ruang Zoom atau telepon,” kata Wenseslaus melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu (24/7).
Tak pelak, saat gelombang ketiga pandemi melanda Indonesia, pekerja media, termasuk keluarganya ikut terpapar Covid-19. Kondisi ini berdampak pada kelangsungan produktivitas media dalam memenuhi hak informasi publik.
“Ketika pekerja media terpapar atau keluarganya, berarti mereka harus berhenti melakukan tugas lapangan, setidaknya selama satu bulan untuk perawatan dan pemulihan,” ujar Wenseslaus.
Dia menambahkan, para pekerja media, sama seperti warga lainnya, tidak selalu mudah mendapatkan akses layanan kesehatan saat kondisi puncak pandemi seperti sekarang ini. Oleh karena itu, sebagai organisasi yang menaungi 300 lebih media online membentuk Tim Crisis Center.
Saat ini jumlah kasus telah menembus 3 juta jiwa dan terus bertambah secara signifikan dalam satu bulan terakhir, di antara pasien terpapar itu adalah pekerja media dan keluarganya. Simak databoks berikut:
AMSI Crisis Center Covid-19 akan dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus AMSI pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti: dokter, psikolog, agamawan, dan lain-lain.
Kalangan dokter yang telah menyatakan kesediaannya yaitu: Direktur RS Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD; dokter spesialis di Solo dan sekaligus penyintas COVID-19, dr. Khoirul Hadi, SpKK.
Kemudian Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia dr. Adib Khumaidi, SpOT.; Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI & Ketua Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia, dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH; dan Sekjen POGI JAYA, dr. Ulul Albab, SpOG.
Kalangan psikolog yang menyatakan mendukung tim ini adalah Ketua HIMPSI Solo, Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si.; Tim Psikolog Sadari.id, HRD PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), Elok Farida Husnawati, S.Psi. Sedangkan dari kelompok swasta yang bersedia memberikan dukungan adalah Pyridam Farma, dan jaringan Siloam Hospitals Group.
“Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak lainnya,” kata Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center Covid-19.
AMSI Crisis Center Covid-19 ini akan berupaya membantu pekerja media sejak pertama terpapar dengan memberikan edukasi penanganan pertama serta berupaya memberikan bantuan yang diperlukan, sesuai ketersediaan bantuan dan jaringan di pusat maupun daerah.
“Tujuannya untuk membantu pemulihan dan menekan fatalitas. Saat ini data yang kami terima, di Jawa Timur saja setidaknya 38 pekerja media telah meninggal selama masa pandemi. Banyak lagi yang masih dalam perawatan baru terpapar,” kata Upi menambahkan.
AMSI Crisis Center Covid-19 ini akan diluncurkan pada Selasa (27/7) pekan depan. Tidak hanya memberikan bantuan pada yang terpapar, AMSI Crisis Center Covid-19 juga akan mendata para penyintas Covid-19 yang layak memberikan donor darah konvalesen.
Untuk itu AMSI memanggil banyak pihak dari kalangan ahli dan korporasi swasta, di berbagai daerah, yang memiliki kepedulian, berkolaborasi mendukung penanganan dan pemulihan para pekerja media, agar media tetap bisa bekerja memberikan informasi yang dibutuhkan publik.
“Dukungan bagi pekerja media ini diperlukan, agar masyarakat mendapatkan informasi perkembangan penanganan pandemi Covid-19 dengan akurat dan pemerintah dapat mengambil langkah penanganan pandemi dengan tepat,” ujar Upi.