Indonesia dan WHO Kerja Sama Bangun Pusat Produksi Vaksin Covid-19
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan membangun global hub untuk produksi vaksin Covid-19 di Indonesia. Pusat produksi vaksin Covid ini akan mengembangkan metode pembuatan vaksin berbasis nucleic acid mRNA.
“Saya sedang dalam finalisasi dengan WHO untuk bisa membangun global hub untuk vaksin dengan teknologi nucleic acid mRNA atau DNA di Indonesia.” kata Menteri Kesehatan dalam acara Sosialisasi Universitas Airlangga (Unair) mengenai Gerakan Aksi Bersama Serentak Tanggulangi Covid-19 (Gebrak Covid-19), Jumat (30/7).
Budi Gunadi berharap ahli biologi molekuler Universitas Airlangga dapat membantu Kementerian Kesehatan untuk meyakinkan WHO dalam rencana pembuatan pusat produksi vaksin tersebut.
“Saya sangat berharap ahli biologi molekuler dari Universitas Airlangga bisa bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan meyakinkan WHO dan juga mendorong agar manufacturing teknologi vaksin ini bisa dilakukan di Indonesia.” kata Budi.
Budi juga meminta Universitas Airlangga untuk mempercepat uji klinis vaksin Merah Putih sehingga vaksin tersebut bisa segera diproduksi. Seperti diketahui, Program vaksin Merah Putih kini tengah dikembangkan oleh sejumlah perguruan tinggi Indonesia. Universitas Airlangga sejauh ini mampu melakukan pengembangan vaksin Merah Putih lebih cepat dibandingkan yang lain.
Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga Surabaya (30/5) menyatakan bahwa vaksin virus corona buatan anak bangsa tersebut akan siap digunakan pada awal tahun 2022 setelah memperoleh hasil yang baik saat uji praklinik tahap I.
“Mengenai vaksinasi sekarang Unair sudah sangat maju. Tolong itu didorong (pengembangannya). Dorong supaya itu bisa lebih cepat (diproduksi),” ujar Budi.
Selain masalah vaksinasi, Budi berharap Universitas Airlangga untuk terus turun tangan dalam penanganan Covid-19, terutama dalam mengurangi kasus kematian di rumah sakit melalui penciptaan terapi yang paling baik dan murah.
“Saya sangat yakin Universitas Airlangga memiliki kekuatan yang sangat besar mengenai pembahasan terapi di rumah sakit yang bisa mengurangi derajat kematian atau keparahan di rumah sakit.” kata Budi.
Budi mengatakan bantuan penanganan Covid-19 tidak hanya bisa dilakukan oleh Fakultas Kedokteran tetapi juga fakultas lain. Budi berharap fakultas lain bisa turun tangan dengan memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait pandemi Covid-19.
"Fakultas ilmu sosial yang baik itu bisa membantu mengubah energi negatif, konflik, perdebatan yang tidak perlu, yang kontradiktif menjadi satu diskusi. Meyakinkan seluruh masyarakat bahwa ini adalah sesuatu yang sifatnya ilmiah bukan konspirasi atau bukan politik," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berharap mahasiswa bisa ikut aktif dalam proses pelacakan kasus Covid1-9 (tracing) terutama melalui media digital. Pasalnya, sebagai generasi muda, mahasiswa memiliki keahlian keahlian dalam menggunakan media digital.
Peyumbang bahan: Mela Syaharani (magang)