Kepada Katadata, Bu Rudy menyatakan awal membangun usahanya dari iseng terkait hobi memancingnya. “Kalau dapat ikan akan dibakar, digoreng, atau dimasak sayur lodeh. Sehabis itu mengundang teman-teman untuk manyantap masakannya, ternyata cocok dengan selera mereka, apalagi sambalnya,” katanya di Depot Bu Rudy di Jalan Dahrmahusada, Nomor 104, Surabaya.
Jelajah Jalan Raya Pos: Sambal Bu Rudy Tak Redup di Masa Pandemi
Sambal Bu Rudy sepertinya tidak asing lagi bagi wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Bahkan, bumbu makanan ini termasuk oleh-oleh khas Ibu Kota Jawa Timur tersebut.
Kemarin merupakan hari kesembilan ketika tim Jelajah Jalan Raya Pos Katadata menyambangi salah satu gerainya di Surabaya. Ini rangkaian perjalanan dari Anyer ke Panarukan untuk napak tilas Jalur Daendels. Meluncur dari Bandung pada hari ketiga, tim telah menyusuri rute yang melewati beberapa daerah seperti Subang, Cirebon, Semarang, dan Rembang.
Berawal dari iseng, kini sambal Bu Rudy sudah memiliki enam gerai. Memanfaatkan olahan cabai, ia menggaji ratusan karyawan dengan cara bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk membikin sambal kemasan.
Depot oleh-oleh yang populer di Kota Surabaya itu berdiri sejak 1995. Hingga saat ini, sambal buatan tangan perempuan asal Madiun, Jawa Timur itu masih diburu oleh wisatawan yang berkunjung maupun warga setempat.
Selain sambal khasnya, perempuan keturunan Tionghoa bernama asli Ie Lanny ini menawarkan oleh-oleh lain. Karena sudah populer dan memiliki ciri khas tersendiri, distribusinya pun telah menjangkau hingga ke luar negeri.