Persiapan Endemi Covid-19, Pemerintah Akan Survei Antibodi Masyarakat
Pemerintah tengah mempersiapkan langkah guna menuju perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Hal ini salah satunya dilakukan dengan melakukan survei kondisi antibodi masyarakat setiap 6 bulan.
Survei tersebut menggunakan metode seroprevalence dan akan dilakukan kepada 21.880 sampel yang tersebar di 100 kabupaten/kota pada 34 provinsi. Survei dilakukan lantaran banyak rakyat Indonesia sudah memiliki kekebalan Covid-19, baik dari vaksin maupun karena tertular virus corona.
"Ini agar hasilnya bisa dibagikan di dunia dan menunjukan kesiapan Indonesia dalam tangani pandemi serta transisi menjadi endemi," kata Budi seperti dalam konferensi pers daring, Senin (11/10).
Mengutip dari The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, seroprevalence survei menggunakan tes antibodi untuk memperkirakan persentase orang dalam populasi yang memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Tes ini dapat menginfokan berapa banyak orang dalam populasi tertentu yang sebelumnya telah terinfeksi virus corona.
Survei akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri dengan menggandeng Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Survei diharapkan bisa selesai pada pertengahan Desember untuk memberikan gambaran lengkap kondisi antibodi seluruh masyarakat.
Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatan masyarakat telah mencapai kekebalan akibat telah terinfeksi Covid-19 atau telah vaksinasi. Kekebalan ini terbentuk setelah dua bulan gelombang kedua virus corona.
The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pun memperkirakan, 29% orang di Indonesia sudah terkena corona hingga 27 September. Dicky memperkirakan, sudah ada 120 juta orang di Indonesia yang memiliki imunitas akibat terinfeksi Covid-19 serta vaksinasi.
"Artinya situasi penularan mereda karena masyarakat sudah mencapai status imunitas, tapi bukan karena herd immunity," ujar dia.
Meski begitu, Dicky mengingatkan 29% masyarakat yang telah terpapar corona bisa mengalami penurunan daya tahan tubuh pada tiga bulan kemudian. Untuk itu, ada potensi terjadinya penularan gelombang ketiga saat kekebalan mereka menurun. "Ini membuat rawan kalau vaksinasi lengkap tidak dikejar," ujar dia.