Satgas Minta Atlet PON Karantina Lima Hari setelah Pulang dari Papua
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta setiap atlet dan ofisial yang pulang dari Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua menjalani karantina lima hari usai pulang dari helatan tersebut. Hal ini demi mencegah potensi penularan corona saat tiba di daerah asal mereka.
Karantina dilakukan di fasilitas yang telah disediakan Satgas atau pemerintah daerah setempat. Selain itu, kontingen yang telah kembali tetap wajib menjalani tes ulang dua kali saat tiba dari Papua.
Juru Bicara Satgas Wiku Adisasmito menjelaskan jika hasil pertama negatif, maka mereka wajib menjalani tes ulang pada hari keempat karantina. Namun apabila hasilnya positif, maka atlet atau ofisial akan menjalani isolasi atau dirawat di rumah sakit.
Dia sekaligus memastikan bahwa peserta PON yang terinfeksi Covid-19 telah dirawat hingga negatif sebelum pulang. “Kasus yang ditemukan akan langsung diisolasi di tempat sebelum diizinkan pulang ke daerah asal,” kata Wiku dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/10) dikutip dari Antara.
Hingga awal pekan, ada 83 kasus positif Covid-19 yang ditemukan dari ajang PON XX. Kemenkes beralasan penularan terjadi lantaran kontak erat saat makan dan interaksi dalam kamar.
Wiku mengatakan bahwa pemerintah akan mengevaluasi protokol kesehatan dari pelaksanaan PON XX. Langkah ini akan dilakukan sebagai basis persiapan acara besar lainnya di masa depan.
“Tidak terbatas penyelenggaraan acara olahraga saja namun untuk acara lain yang melibatkan banyak orang,” ujarnya.
Penyebaran Covid-19 pada ajang PON XX juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Dalam rapat terbatas yang digelar Senin (11/10), Jokowi meminta para atlet untuk dikarantina di lokasi kedatangan.
Jokowi juga meminta agar seluruh asrama dan tempat tinggal atlet dibatasi dengan jarak, termasuk pada saat tidur dan makan. Kemudian, perlu dilakukan tes PCR secara acak bagi para atlet pada masa pertandingan.
"Berdasarkan pengalaman dari PON Papua, kami menetapkan beberapa hal untuk menjadi patokan protokol kesehatan bila ingin mengadakan acara seperti ini," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (11/10).