Jokowi Sebut Banjir Sintang akibat Kerusakan Lingkungan Puluhan Tahun
Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat belum surut meski sudah berlangsung selama tiga pekan. Presiden Joko Widodo mengatakan, banjir terjadi karena kerusakan daerah tangkapan hujan yang sudah terjadi sejak lama.
Menurutnya, kerusakan daerah tangkapan hujan merupakan masalah utama di daerah tersebut. Akibatnya, Sungai Kapuas meluber dan mengakibatkan banjir besar.
Selain itu, ia mengatakan bahwa banjir terjadi akibat cuaca yang lebih ekstrem dari biasanya."Itu karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun," kata Jokowi di Tol Serang-Panimbang, Banten, Selasa (16/11).
Jokowi lalu berjanji akan memperbaiki daerah tangkapan hujan tersebut. Perbaikan bakal dilakukan pada tahun depan dengan persemaian, penghijauan, dan perbaikan daerah resapan hujan. "Karena memang kerusakannya di situ," ujar dia.
Banjir telah terjadi di Sintang lebih dari tiga pekan. Adapun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang hingga Senin (15/11) tinggi melaporkan muka air banjir wilayah tersebut masih berkisar antara 100 hingga 300 centimeter.
Meski demikian, di beberapa lokasi, tinggi muka air berangsur surut hingga 50 cm. Banjir juga menyebabkan puluhan ribu warga terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya.
Data hingga Senin (15/11), jumlah warga terdampak mencapai 35.807 Kepala Keluarga (KK) atau 124.497 jiwa, sedangkan mereka yang mengungsi berjumlah 7.545 KK atau 25.884 jiwa. Warga yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian.
Banjir juga menjadi polemik politik usai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon ditegur Ketua Umumnya yakni Prabowo Subianto. Fadli mendapatkan teguran usai menyentil Jokowi untuk datang berkunjung ke Sintang yang kebanjiran selama tiga pekan.
"Kami minta maaf apabila terjadi kegaduhan dan terhadap Pak Fadli sudah disampaikan teguran secara lisan," ujar Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman di Jakarta, Senin (15/11) dikutip dari Antara.