Berhasil Lakukan Efisiensi, Arwana Naikkan Target Laba

Andi M. Arief
18 November 2021, 16:20
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/5/2021). IHSG pada perdagangan menjelang libur cuti lebaran 2021 ditutup melemah 37,44 poin atau 0,6 persen ke level 5.938,
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/5/2021).

PT Arwana Citramulia Tbk mengubah target laba bersih pada akhir tahun setelah melihat realisasi Januari-September 2021. Efisiensi produksi dan perbaikan serapan pasar dinilai menjadi pendorong utamanya.

Emiten industri keramik berkode ARNA ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 57,05% menjadi Rp 351 miliar dibandingkan posisi Januari-September 2021 senilai Rp 223 miliar. Laba bersih per saham pun naik 56,87% menjadi Rp 47,33 per saham.

Peningkatan laba itu membuat ARNA mengubah target laba bersih menjadi Rp 465 miliar atau tumbuh 44% dari capaian 2020 senilai Rp 323 miliar. Sebelumnya, target laba bersih ARNA ada di level Rp 422 miliar atau tumbuh 30,65%.

Pertumbuhan laba itu terbilang tinggi lantaran penjualan bersih ARNA hanya tumbuh 16,19% secara tahunan menjadi Rp 1,8 triliun sepanjang Januari-September 2021 dari Rp 1,6 triliun. Salah satu pendorong pertumbuhan laba bersih dinilai datang dari efisiensi biaya produksi.

Tercatat beban pokok penjualan hanya naik 6,99% menjadi Rp1,2 triliun. Pendorong utama efisiensi tersebut adalah konsumsi gas per meter persegi yang turun 10% secara tahunan.

"Biaya variabel turun karena lean manufacturing yang dijalani sangat ketat. Biaya tetap per meter persegi juga turun karena tingkat utilisasi produksi di atas 100%," kata CFO ARNA Rudy Sujanto kepada Katadata, Kamis (18/11).

Lean manufacturing adalah proses produksi berdasarkan ideologi memaksimalkan produktivitas dan meminimalisasi limbah dari proses produksi pada saat yang sama. Selain penggunaan gas, ARNA juta berhasil menekan biaya bahan baku sebesar 10% dari perbaikan rantai pasok.

Di sisi lain, Rudy mengatakan pendorong pertumbuhan pendapatan bersih didorong oleh perluasan segmentasi pasar ke segmen menengah ke atas. Hal itu diwujudkan dengan memproduksi keramik glazed porcelain berukuran besar yang selama ini didominasi produk impor.

"(Selain itu,) pertumbuhan volume penjualan (mencapai) 12,5% (dan) pertumbuhan ASP sebesar 4% yang sebagian besar dikontribusi oleh penjualan glazed porcelain," ucap Rudy.

Sejauh ini, utilisasi mesin produksi glazed porcelain telah mencapai 100%. Alhasil, ARNA berencana untuk terus menambah kapasitas produksi jenis produk itu.

Rudi mencatat serapan produk perseroan di dalam negeri terkoreksi pada Juli-Agustus 2021 saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diimplementasikan. Serapan di pasar berangsur membaik sejak September 2021 saat PPKM mulai dilonggarkan.

Melihat kinerja 9 bulan pertama 2021, Rudi optimistis pihaknya dapat mencapai volume penjualan tahun ini. 

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...