Jokowi Resmikan Bendungan Karalloe, Bisa Tekan Banjir Hampir 50%
Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bendungan Karalloe di Gowa, Sulawesi Selatan. Jokowi mengatakan, bendungan tersebut bisa mengurangi banjir di Jeneponto sebesar 49%.
Jokowi lalu merujuk pada banjir besar yang pernah terjadi di Janeponto dua tahun lalu. Ia berharap kejadian tersebut tak terulang dengan keberadaan Bendungan Karalloe.
"Kita ingat pada 2019 di Jeneponto terjadi banjir besar. Dengan adanya bendungan Karalloe, banjir bisa berkurang 49% banjir yang ada," kata Jokowi di Bendungan Karalloe, Gowa, Selasa (23/11).
Selain itu Bendungan Karalloe dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, air baku, dan irigasi pertanian. Bendungan yang menelan biaya sebesar Rp 1,27 triliun itu juga bisa mengairi 7 ribu hektar lahan pertanian di Jeneponto.
"Jadi bendungan ada di Kabupaten Gowa, tapi yang dapat manfaat petani di Kabupaten Jeneponto," ujar Jokowi.
Dengan demikian, panen pertanian diharapkan meningkat dari sekali panen padi dan sekali panen palawija per tahun menjadi dua kali panen padi dan sekali panen palawija per tahun. "Sehingga bisa meningkatkan pendapatan kesejahteraaan para petani," katanya.
Mengutip dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Karalloe memiliki kapasitas 40,53 juta m3. Bendungan ini mulai dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jenebarang, Ditjen Sumber Daya Air sejak Desember 2013.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal. Meski demikian pembangunan bendungan harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya.
"Bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki.
Dengan luas genangan 248,50 hektar, suplai air bendungan ini akan digunakan untuk mengairi lahan irigasi seluas 7.004 hektar, sumber air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 MegaWatt, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik. Selain berfungsi sebagai konservasi air, Bendungan Karalloe juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata karena terdapat hutan di sekelilingnya.
Pengerjaan konstruksi bendungan terbagi dalam dua paket yakni Paket I mencakup pembangunan bendungan utama, bangunan pelimpah, relokasi dan rehabilitasi jalan menuju bendungan, dan terowongan yang dikerjakan PT. Nindya Karya (Persero). Biayanya bersumber dari APBN pada tahun anggaran jamak (2013-2019) sebesar Rp 568 miliar.
Sedangkan pekerjaan paket II meliputi timbunan tubuh bendungan, proteksi galian, intake, instrumentasi, hidromekanikal, serta pembangunan instrumen yang bersifat mekanikal dan elektrik dengan kontraktor KSO (kerjasama operasional) PT Nindya Karya-PT Rezeki. Adapun kontruksi paket II sebesar Rp 657 miliar bersumber dari APBN TA 2008 – 2020 (multi years).