Seorang Teknisi Meninggal Dalam Insiden Kebakaran Gedung Cyber 1
Insiden kebakaran di Lantai 2 Gedung Cyber 1, Mampang, Jakarta Selatan memakan 3 orang korban dengan 1 orang meninggal dunia 2 orang lainnya luka-luka.
Berdasarkan keterangan yang diterima Katadata dari Command Center Pemadam Kebakaran (Damkar) pada Kamis (2/12), 1 orang yang meninggal merupakan seorang teknisi laki-laki berusia 18 tahun. Sementara 2 orang yang terluka merupakan laki-laki dan telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mampang.
Pemadam kebakaran tiba dilokasi pada pukul 12.40 WIB dan pemadaman selesai dilakukan pada pukul 15.26 WIB. Sebanyak 4 unit mobil damkar terdiri dari 14 personel dikirim sebagai pengerahan awal dan sebanyak 22 unit terdiri dari 100 personil dikirim sebagai pengerahan akhir.
Petugas kesehatan dari Palang Merah Indonesia Jakarta juga turut menyediakan mobil ambulans untuk mengevakuasi korban dan mengantisipasi kemungkinan adanya korban yang terjebak di dalam gedung tersebut.
Sebelumnya salah seorang saksi mata menceritakan ia sedang berada di lobby gedung saat terdengar suara ledakan dari lantai 2. Ayu yang sehari-hari bekerja di Gedung Cyber 1 itu segera menyelamatkan diri.
“Tadi pas banget di lobby tiba-tiba ada ledakan di lantai 2,” ujar Ayu, kepada Katadata, Kamis (2/12).
Gedung Cyber 1 merupakan tempat bagi sejumlah perusahaan penyedia layanan internet. Beberapa adalah PT Smartweb Indonesia, PT Karyagraha Nusantara, PT Telecommunication Software Support Centre, PT IP Teknologi Komunikasi, PT Indo Pratama Cybernet, PT Orion Cyber Internet, dan lainnya.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga berkantor di Gedung Cyber I. Namun, APJII masih belum bisa memastikan soal keamanan data centernya terkait dengan insiden kebakaran tersebut.
Ketua Umum APJII Muhamad Arif Angga mengatakan saat ini pihaknya belum bisa masuk ke area gedung karena pemadaman masih berlangsung. Namun, dari pantauan awal, data center asosiasi masih aman karena yang terbakar ada di lantai 2.
APJII yang memiliki sekitar 300 anggota diketahui memang menyimpan salah satu data centernya di Gedung Cyber 1. Keberadaan data center ini berperan penting dalam pelayanan internet seluruh anggotanya.
“Sampai saat ini [listrik] gedung masih dimatikan jadi kami belum bisa memprediksi bagaimana dampaknya,” ujarnya saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (2/12).
Selain itu, insiden ini menyebabkan aktivitas tiga perusahaan perdagangan efek mengalami kendala. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono W. Widodo mengatakan, ada dua perusahaan pedagang efek yang terkendala karena insiden kebakaran yang terjadi di Gedung Cyber I. Bahkan, menurut dia, satu sekuritas melakukan penghentian perdagangan saham atau self suspend.
Menurut Laksono, koneksi perdagangan saham sejumlah pedagang efek ada yang berjalan lancar, ada pula yang membutuhkan waktu. Hal ini tergantung kesiapan masing-masing anggota bursa. Perusahaan efek wajib memiliki penyimpanan data cadangan atau back up data center demi keamanan.
"Ada dua broker yang terkendala karena kebakaran ini, dan satu broker yang self suspend, yang lain berjalan normal," ujar Laksono melalui pesan singkat, Kamis (2/12).