Mengenal Sejarah Tari Remo Asal Jombang yang Penuh Sejarah

Image title
3 Desember 2021, 10:16
Peserta menari Tari Remo saat mengikuti "flashmob" Tari Remo Milenial di halaman Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/12/2109). "Flashmob" Tari Remo yang diikuti 2.655 peserta dan merupakan rangkaian kegiatan mem
ANTARA FOTO/Moch Asim
Peserta menari Tari Remo saat mengikuti "flashmob" Tari Remo Milenial di halaman Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/12/2109). "Flashmob" Tari Remo yang diikuti 2.655 peserta dan merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Jadi ke-55 Unesa tersebut tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak.

Salah satu warisan leluhur di Indonesia yang masih bisa dirasakan hingga kini adalah tarian budaya. Hampir setiap wilayah di nusantara menyimpan kekayaan dalam bentuk tradisi tari. Salah satunya adalah tari Remo.

Secara kultur tari Remo merupakan salah satu tarian untuk penyambutan tamu yang ditampilkan baik oleh satu atau lebih. Tarian ini berasal dari Provinsi Jawa Timur. Tepatnya berasal dari Kabupaten Jombang dimana tempat pesantren dan ulama berada.

Apabila dirunut lebih dalam lagi tarian ini berasal dari Desa Ceweng di Kecamatan Diwek, tarian ini diciptakan oleh orang yang berprofesi sebagai penari jalanan di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini tarian ini pada akhirnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar tarian ludruk.

Namun dalam tumbuh kembang tarian ini di tengah masyarakat, tari Remo sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan kepulangan atas tamu kedaerahan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah.

Sejarah Tari Remo

Seperti kesenian warisan para leluhur lainnya, tari Remo memiliki nilai sejarah yang sangat panjang. Tarian ini menceritakan perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan dan banci.

Secara kultur sejarah, tarian pengantar ludruk ini mulanya hanya khusus dibawakan penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan Tari Remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.

Selain itu ada akar filosofis yang ada dalam gerakan tari Remo. Seperti yang dikutip dalam buku Seni Budaya dan Keterampilan bagi siswa Kelas 4 SD, bahwa Gedruk mempunyai penjelasan bahwa masing masing insan harus mempunyai suatu kesadaran diri atas setiap kehidupan di muka bumi. Ada juga gerakan gendewa, yang bermakna jika manusia mempunyai sikap yang gesit layaknya anak panah yang terlepas dari busurnya.

Tidak hanya itu, ternyata ada pula gerakan tepisan, yang mengandalkan kecepatan dan ketepatan tangan. Makna tari Remo pada gerakan tersebut ialah penyatuan diri dengan kekuatan alam. Sementara gerakan ‘ngore remo’, artinya memperbaiki diri secara fisik.

Namun zaman demi zaman tarian ludruk ini mulai menerima wanita. Oleh karenanya kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan Tari Remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.

Properti tari Remo masih dipengaruhi dari kultur asli budaya khas Jawa Timur. Walaupun secara asal muasal dari Jombang, namun di beberapa daerah seperti Malang, Surabaya, dan lainnya tarian ini dikenal dengan istilah Tari Remong. Tidak sedikit pula masyarakat sekitar menyebut tarian ini dengan Ngremo, yang mana dibawakan oleh laki laki dan wanita.

Tata Busana dan Gerak Tari Remo

Karakteristik tari Remo memiliki kekhasan dari gerakan kaki hingga kepala. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung.

 Karakteristik yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif. Oleh karenanya gerakan dari tari Remo selalu memukau dan memikat bagi para penonton.

Selama melakukan tarian, para penari juga memperhatikan pola lantai Tari Remo. Biasanya mereka menggunakan pola lantai diagonal yaitu pola yang membentuk garis menyudut ke kanan maupun ke kiri.

Adapun alunan musik pengiringnya berasal dari gamelan yang terdiri dari bonang penerus, gambang, saron, bonang barung, gender, seruling, slentem, siter, kethuk, gong, dan kempul.

Para penari Remo menggunakan kostum busana yang cukup atraktif. Dari ikat kepala khusus berwarna merah, celana hitam sepanjang lutut, pakaian dengan lengan panjang, kain batik khas pesisiran, keris, selendang, stagen, dan gelang kaki berlonceng. Namun gaya tersebut bisa berubah sewaktu-waktu menyesuaikan dengan dimana lokasi tampil. Karena penampilan seperti di Surabaya, Malang dan Jombang kerap kali berbeda dan memiliki kekhasan masing-masing.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...