4 Cara Mengatasi Anosmia Secara Alami bagi Penderita Covid-19
Anosmia adalah salah satu gejala Covid-19 yang ditandai dengan kehilangan indra penciuman. Sebanyak 60% pasien mengalami anosmia dalam empat hari pertama gejala Covid-19, menurut studi dalam Journal of Laryngology & Otology.
Meski demikian, penelitian dalam Journal of Internal Medicine mengungkapkan, sebanyak 15% pasien Covid-19 mengalami anosmia selama lebih dari 60 hari dan kurang dari 5% mengalaminya selama lebih dari enam bulan.
Laporan Virginia Commonwealth University menemukan, penyintas yang berusia di bawah 40 tahun berpotensi lebih cepat pulih dari anosmia lebih dibandingkan orang berusia di atas 40 tahun.
Pemulihan anosmia juga lebih kecil kemungkinannya bagi mereka yang memiliki riwayat cedera kepala dan/atau mengalami sesak napas selama terkena Covid-19.
Cara Mengatasi Anosmia Secara Alami
Menurut publikasi Rumah Sakit Universitas Indonesia, cara terbaik untuk mengatasi anosmia adalah dengan melakukan latihan penciuman (olfactory training). Fungsi latihan ini adalah mencium bau yang sama berulang kali untuk melatih kembali kemampuan hidung dalam mengidentifikasi bau.
Berikut cara mengatasi anosmia secara alami:
- Siapkan beberapa bahan dengan aroma yang menyengat, seperti minyak kayu putih, lemon, cengkeh, bunga mawar, balsem beraroma, atau parfum.
- Hirup setiap aroma bergantian selama 20 detik, lakukan dua kali sehari.
Bau yang masuk ke hidung akan berikatan dengan protein yang mengikat bau, kemudian menjadi sinyal kimiawi yang diterima oleh reseptor saraf penciuman. Sinyal tersebut akan diteruskan oleh sel-sel saraf ke bagian otak untuk diterjemahkan sebagai bau wangi, amis, atau busuk.
Adapun bahan lain yang dapat digunakan sebagai cara mengatasi anosmia adalah sebagai berikut.
1. Minyak Jarak
Mengutip Healthline, Dr. Sandra El Hajj, seorang dokter naturopati, merekomendasikan minyak jarak untuk mengatasi anosmia. Minyak jarak mengandung komponen aktif bernama ricinoleic acid yang dapat membantu melawan infeksi. Kandungan tersebut juga mengurangi pembekakan saluran hidung dan peradangan yang disebabkan flu dan alergi.
Berikut cara menggunakan minyak jarak untuk anosmia:
- Panaskan minyak jarak di atas kompor atau microwave. Pastikan hangat dan tidak terlalu panas.
- Teteskan dua tetes minyak di setiap lubang hidung sebanyak dua kali sehari, yaitu satu kali saat bangun tidur dan sebelum tidur.
2. Mawar, Cengkeh, Minyak Kayu Putih dan Lemon
Profesor Thomas Hummel menerbitkan studi pada tahun 2009 dalam jurnal Laryngoscope menggunakan empat aroma mawar, cengkeh, kayu putih dan lemon untuk melatih indra penciuman.
Dia memilih wewangian ini karena baunya berbeda satu sama lain dan dapat dikenali oleh kebanyakan orang dalam penelitian ini. Empat bahan tersebut dapat merangsang dan memperkuat saraf di hidung yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bau.
3. Bawang Putih
Aroma bawang putih yang menyengat dapat digunakan untuk melatih indra penciuman pasca Covid-19. Bawang putih mengandung senyawa allicin yang berkontribusi dalam menghasilkan bau belerang.
4. Jahe
Jahe memiliki aroma khas dan tajam sehingga bermanfaat untuk digunakan dalam latihan penciuman. Anda dapat menggunakan jahe bubuk atau mentah. Mengutip Healthline, Dr. Sandra El Hajj juga menganjurkan untuk minum wedang jahe.
Minum teh jahe dapat meredakan peradangan pada saluran pernapasan hidung, sekaligus mengurangi pembentukan lendir berlebih yang menyumbat saluran hidung dan menyebabkan hilangnya penciuman.
Gunakan wedang jahe siap pakai. Anda juga bisa membuat teh dari jahe mentah dengan cara berikut.
- Kupas dan potong jahe mentah.
- Seduh satu sendok makan jahe mentah dalam dua cangkir air panas selama sekitar 15 menit.
- Minum selagi hangat.
Berapa Lama Anosmia Bisa Sembuh?
Mengutip MIT Medical, sel olfaktori dapat beregenerasi sehingga anosmia dapat sembuh. Tetapi, saat anosmia mulai sembuh, beberapa bau mungkin menjadi aneh saat tercium. Pasien Covid-19 sering melaporkan parosmia, gangguan penciuman yang membuat penderitanya merasakan aroma yang tidak semestinya.
Tidak perlu khawatir, hal tersebut biasanya merupakan tanda kemajuan. Ini menunjukkan bahwa neuron baru sedang dibuat dan bekerja untuk terhubung dengan saraf penciuman dalam otak.
Melansir laman Universitas Gadjah Mada (UGM), kemampuan penciuman dapat kembali normal atau sembuh dari anosmia pada pasien Covid-19 cukup beragam. Anosmia bisa sembuh selama beberapa minggu atau hitungan bulan, menurut keterangan dr. Mahatma Sotya Bawono, M.Sc, Sp.THT-KL, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM.
Selain itu, ada sebuah penelitian tentang durasi anosmia yang dipublikasikan Journal of Internal Medicine Volume 290, Issue 2 August 2021. Studi menunjukkan, sebanyak 15% pasien Covid-19 mengalami anosmia selama lebih dari 60 hari dan kurang dari 5% mengalaminya selama lebih dari enam bulan.
Studi berlangsung mulai tanggal 22 Maret hingga 3 Juni 2020. Sebanyak 2.581 pasien Covid-19 diidentifikasi dari 18 rumah sakit di Eropa. Data epidemiologis dan klinis diekstraksi pada awal dan dalam waktu dua bulan setelah infeksi.
Penelitian lain oleh Virginia Commonwealth University menemukan, indra penciuman atau perasa dapat kembali normal dalam waktu enam bulan bagi penyintas Covid-19. Mereka yang berusia di bawah 40 tahun lebih mungkin untuk memulihkan indra ini daripada orang dewasa yang lebih tua.
Demikian ulasan tentang cara mengatasi anosmia secara alami bagi penderita Covid-19.