Vaksin Booster Berbayar dan Gratis Dimulai Bersamaan Pekan Depan
Pemerintah akan memulai vaksinasi dosis ketiga atau booster pada bulan ini. Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, skema berbayar juga akan dimulai pada Rabu (12/1) pekan depan.
Adapun, vaksin booster akan terbagi menjadi dua skema, yaitu gratis dan berbayar. Vaksin gratis akan dibiayai dengan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) untuk 21,5 juta lansia dan 61,6 juta Penerima Bantuan Iuran (PBI) non-lansia. Sementara vaksin booster berbayar diberikan kepada 93,7 juta penduduk.
"Iya (vaksinasi booster berbayar dimulai pada 12 Januari)," kata Nadia kepada Katadata.co.id, Rabu (6/1).
Nadia mengatakan, vaksinasi penguat untuk lansia dan kelompok usia 18 tahun ke atas akan dimulai bersamaan pada 12 Januari. Namun, ia enggan menjelaskan secara detail terkait prosedur vaksinasi tersebut. "Kita tunggu finalnya saja," ujarnya.
Pemerintah mengatakan, kebijakan vaksinasi booster akan diumumkan sesudah rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terbit pada 10 Januari. Saat ini, pemerintah sedang merancang Keputusan Presiden terkait skema tersebut.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sasaran awal vaksinasi booster akan menyasar 21 juta orang. "Rencana 12 Januari 2022 dengan target sasaran awal 21 juta orang di bulan tersebut," kata Wiku dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/1).
Menurutnya, fokus utama vaksinasi booster untuk memperkuat kekebalan komunitas di daerah. Oleh karenanya, vaksinasi booster akan dilakukan di kabupaten/kota yang sudah memenuhi capaian vaksinasi dosis pertama kepada 70% masyarakat dan dosis kedua kepada 60% masyarakat.
Kementerian Kesehatan mencatat, ada 244 kabupaten/kota yang memenuhi kriteria tersebut. "Kami harap daerah yang belum memenuhi kriteria tersebut untuk mengajar target vaksinasinya," ujar Wiku.
Adapun, vaksinasi booster akan ditujukan kepada masyarakat usia 18 tahun ke atas. Selain itu, dosis tambahan akan diberikan kepada individu yang sudah melewati masa enam bulan dari suntikan dosis kedua. Dengan demikian, ada 21 juta masyarakat yang sudah siap disuntik booster.
Nantinya, vaksinasi akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu homologus atau penggunaan vaksin booster dengan merek yang sama dengan vaksin dosis pertama dan kedua. Kemudian, ada pula booster heterologus atau penggunaan tambahan dosis dengan merek yang berbeda dari vaksin dosis pertama dan kedua.