Menkes: RI Akan Hadapi Gelombang Omicron, Kasus Bisa Lampaui Delta
Kasus Covid-19 varian Omicron terus meningkat di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, RI akan menghadapi gelombang penularan dalam waktu dekat.
Ia juga memperkirakan, peningkatan kasus Omicron akan terjadi dengan cepat. Namun, penurunan jumlah pasien juga diprediksi akan terjadi dalam waktu singkat.
"Memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/1).
Meski begitu, Budi memperkirakan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akan lebih sedikit dibandingkan saat varian Delta merebak. Sebab, tingkat keparahan Omicron lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi gelombang Omicron. "Tidak usah panik. Kita sudah persiapkan diri dengan baik," ujar dia.
Masyarakat diminta untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan serta mendukung program vaksinasi. Sementara, pemerintah akan meningkatkan surveilans pada masyarakat.
Kementerian Kesehatan juga mengubah fokus pelayanan dari perawatan di rumah sakit menjadi perawatan di rumah. Hal ini lantaran banyak kasus Omicron yang tidak perlu dirawat ke rumah sakit.
Budi mengacu pada penelitian terhadap 414 orang yang positif Omicron di Indonesia. Dari jumlah itu, hanya dua orang yang memiliki gejala kategori sedang sehingga memerlukan oksigen. Dua orang tersebut memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan saat ini sudah sembuh dari Covid-19.
Pemerintah telah menggandeng 17 platform telemedicine guna memastikan masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter saat di rumah. Kemudian, pemerintah bekerja sama dengan salah satu start up bidang logistik dan perusahaan pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk untuk mendistribusikan obat.
Di sisi lain, pemerintah telah menyetok 400 ribu tablet obat antivirus Molnupiravir produksi Merck, Amerika Serikat. "Sudah tiba dan siap digunakan," ujar Budi.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peningkatan kasus aktif Covid-19 disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri. "Pelaku perjalanan ini buktinya banyak membawa masalah mengenai Omicron ini," kata Luhut.
Dari 393 kasus Omicron di Jakarta, sebanyak 300 kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Untuk itu, ia meminta masyarakat menunda perjalanan ke luar negeri yang tidak penting.
Adapun penularan Omicron saat ini makin meluas di DKI Jakarta. Alhasil, ibu kota kembali menyumbang kasus aktif Covid-19 terbanyak nasional.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus aktif kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.108 kasus pada Minggu (9/1). Jakarta menyumbang kasus aktif Covid-19 sebanyak 1.885 kasus atau sekitar 30,86% dari total kasus aktif nasional.