Menkes: Jakarta Jadi Medan Perang Pertama Hadapi Covid-19 Omicron

Image title
Oleh Antara
16 Januari 2022, 19:42
jakarta, omicron, covid-19, virus corona,
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Kusir menunggu calon penumpang delman di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (31/12/2020).

Pemerintah mencatat, kasus virus corona varian Omicron di Indonesia mencapai 572 per akhir pekan lalu (14/1). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, DKI Jakarta menjadi medan perang pertama untuk menghadapi varian anyar Covid-19 ini.

"Sekitar 90% transmisi lokal (Omicron) terjadi di Jakarta. Jadi kami harus mempersiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron," kata Budi di kantornya di Jakarta, dikutip dari Antara, Minggu (16/1).

Ia mengatakan, dalam rapat terbatas dengan topik Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), puncak kasus Covid-19 gelombang Omicron diperkirakan 35 – 65 hari dari sekarang. Rapat ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Perkiraan itu tergantung dilihat dari mana. Kasus Omicron di Indonesia pertama terindentifikasi akhir Desember 2021. Tetapi kasus mulai naik awal Januari,” kata dia.

Kasus Covid-19 Omicron pertama di Indonesia teridentifikasi akhir tahun lalu (15/12/2021) yaitu satu pekerja di Wisma Atlet. Pasien ini tidak mengalami gejala virus corona.

Menurut Budi, di sejumlah negara yang sudah terkena Covid-19 varian Omicron, tingkat perawatan di rumah sakit mencapai 30% - 40% dibanding gelombang Delta.

"Walaupun kenaikan cepat dan tinggi, tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah dibanding Delta,” ujar Budi. Namun dia meminta masyarakat tetap waspada.

Saat ini, ada lebih dari 500 orang dirawat di rumah sakit akibat terpapar Covid-19 varian Omicron. Sekitar 300 di antaranya sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Yang membutuhkan oksigen tiga orang. Ini pun ringan. Tidak sampai memakai ventilator. Jadi tidak perlu dimasukkan ke mulut. Dua di antaranya sudah sembuh dan pulang," ujar Budi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret. Ini berdasarkan hasil pemantauan kasus Covid-19 di Afrika Selatan.

"Saya ulangi, dari hasil trajectory kasus Covid-19 di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret," kata Luhut.

Koordinator PPKM Jawa - Bali itu menjelaskan, kasus harian Covid-19 di Indonesia mulai menembus angka 1.000. Walaupun kemudian turun menjadi 855 hari ini.

“Dari data tersebut, kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari yang disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN)," ujar Luhut.

Kenaikan kasus harian virus corona juga didominasi oleh wilayah Jawa - Bali. Salah satu provinsi dengan kenaikan tertinggi yakni DKI Jakarta. “Ini didorong oleh wilayah mereka yang masuk gelombang aglomerasi Jabodetabek," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan langkah mitigasi agar peningkatan kasus Covid-19 lebih landai ketimbang negara lain. Dengan begitu, tidak membebani sistem kesehatan.

"Berbagai langkah yang dilakukan, penegakan protokol kesehatan, dan akselerasi vaksinasi, itu sangat penting,” kata Luhut. Sedangkan pengetatan mobilitas menjadi opsi terakhir.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...