Industri Logam dan Perumahan Jadi Favorit Investor di 2021
Kementerian Investasi (Kemenves) mendata realisasi investasi sepanjang 2021 menembus Rp 901 triliun, atau melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp 900 triliun. Industri logam, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menjadi sektor paling favorit bagi investor pada tahun lalu.
Secara total, investasi ke industri logam mencapai Rp 117,5 triliun pada 2021 atau 13% dari total investasi yang masuk ke Indonesia tahun lalu. Realisasi tersebut naik 23,94% dari capaian 2020 senilai Rp 94,8 triliun.
Industri logam melompat dari urutan ke 12 pada tahun 2020 ke urutan pertama pada tahun 2021.
Nilainya melonjak dari Rp 94,8 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 117, 5 triliun di tahun 2021.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan Bahlil Lahadalia mengatakan melonjaknya investasi di sektor industrilogam adalah bukti berhasilnya kebijakan hilirisasi.
"Memang kita dorong ke manufaktur yang bisa memberi nilai tambah dan hilirisasi," tutur Bahlil, pada saat konferensi pers, Kamis (27/1).
Industri perumahan, kawasan industri, dan perkantoran menduduki peringkat kedua dalam daftar sektor penerima investasi tahun lalu.
Jumlah investasi yang masuk ke sektor tersebut mencapai Rp 117,4 triliun atau 11,5% dari total investasi.
Pada tahun 2020, sektor tersebut hanya mampu menggaet investasi sebesar Rp 76,4 triiun.
Peningkatan investasi pada sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sejalan dengan perbaikan permintaah kredit serta pelonggaran mobilitas di tempat kerja.
Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang mendapatkan investasi terbesar pada tahun 2020 bergeser ke posisi tiga.
Nilai investasi sektor tersebut mencapai Rp 144,8 triliun atau berkontribusi sebanyak 17,5% dari total investasi.
Pada 2021, sektor ini menduduki peringkat sektor terfavorit ketiga senilai Rp 107,4 triliun atau 11,9%.
"Jadi memang ada perbedaan kalau investasi masuk sekalipun besar, tapi di sektor yang tidak (besar) nilai tambah. Multiplier (effect)-nya beda dengan di sektor manufaktur," kata Bahlil.
Pada peringkat keempat, industri listrik, gas, dan air mencapai Rp 81,26 triliun atau berkontribusi sekitar 9,1% dari total investasi.
Sementara itu, industri pertambangan menduduki peringkat kelima atau senilai Rp 81,2 triliun.
Di sisi lain, industri logam juga menjadi sektor paling favorit bagi investor asing. Kontribusi sektor tersebut terhadap total penanaman modal asing (PMA) pada tahun 2021 mencapai 22,4% dengan nilai US$ 7 miliar.
Sektor pertambangan menduduki peringkat kedua atau sebanyak 12,3% dari total PMA dengan nilai investasi mencapai US$ 3,8 miliar.
Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi berkontribusi sebesar 10,2% dari total PMA atau senilai US$ 3,2 miliar.
PMA dari sektor listrik, gas, dan air menduduki peringkat keempat senilai US$ 2,9 miliar, sedangkan sektor industri makanan di peringkat kelima sejumlah US$ 2,3 miliar.
Investor domestik justru meminati sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran pada 2021. Sektor itu menopang total PMDN sebanyak 19,1% atau dengan total investasi mencapai Rp 84,5 triliun.
Sektor industri logam menduduki peringkat ke-12 dalam daftar penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan total investasi mencapai Rp 16,65 triliun atau berkontribusi sebesar 3,5%.
Peringkat kedua yang diminati investor domestik adalah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 13,7% senilai Rp 61,2 triliun.
Kontribusi sektor konstruksi dan sektor listrik, gas, dan air bersaing memiliki selisih tipis dalam menduduki peringkat ketiga.
Namun, investasi lokal ke sektor konstruksi sedikit lebih besar atau senilai Rp 39,6 triliun, sedangkan investasi ke sektor listrik, gas, dan air sejumlah Rp 38,7 triliun.
Peringkat kelima yang diminati investor domestik pada 2021 adalah sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Sektor ini menopang sebesar 6,6% dari total PMDN atau senilai Rp 29,4 triliun.