Parafrase Adalah Susunan Ulang Tatanan Bahasa, Ini Penjelasannya
Para penulis atau orang-orang yang aktif dalam kegiatan penulisan, tentu sudah akrab dengan istilah parafrasa atau yang biasa disebut dengan parafrase. Secara bahasa parafrase lahir dari dari bahasa latin “paraphrasis“ dan bahasa yunani παράφρασις (Paraphrasein) yang sama-sama memiliki arti yaitu "cara ekspresi tambahan".
Dapat diartikan bahwa parafrase adalah bentuk pengungkapan kembali suatu tata bahasa, kalimat, atau pernyataan dengan menggunakan diksi yang lebih sederhana tanpa mengubah makna dari bahasa tersebut.
Pada umumnya, teknik menulis parafrase biasa digunakan oleh para penulis untuk terhindar dari tindakan plagiarisme dengan cara memberikan kutipan tidak langsung dari teks aslinya. Hal yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan teknik parafrasa merupakan sesuatu yang tidak melanggar hukum, karena penulis hanya menulis ulang ide tersebut dengan kalimatnya sendiri.
Tujuan Parafrase
Tujuan dari parafrase adalah membuat penulis terhindar dari plagiarisme. Selain itu membuat gagasan lebih mudah dimengerti oleh para pembacanya. Berikut penjelasannya:
1. Menghindari Terjadinya Plagiarisme
Parafrase adalah upaya penulis menghindari terjadinya praktik plagiarisme. Makna dari plagiarisme adalah aktivitas menjiplak yang melanggar hak cipta. Aktivitas tersebut bisa dikategorikan pencurian dan pemalsuan karya dari orang lain. Dengan menyajikan ide pencipta karya dengan bahasa sendiri bisa terbebas dari plagiarisme.
2. Menyederhanakan Gagasan Agar Lebih Dimengerti Pembaca
Parafrase adalah upaya menyederhanakan tulisan agar menjadi lebih sederhana dan memudahkan pembaca agar informasi sumber dengan bahasa yang mudah agar bisa dimengerti oleh banyak orang. Konsekuensi dari parafrase adalah relevansi dengan menggunakan teknik parafrase ide dan gagasan bisa dengan sopan disampaikan bahkan dalam kegiatan rapat, percakapan, atau persentasi.
Cara Sederhana Melakukan Parafrase
1. Membaca bagian tulisan berulang dan beberapa kali untuk memahami artinya sepenuhnya
2. Melakukan pencatatan konsep utama.
3. Melakukan penulisan versi teks Anda tanpa melihat aslinya.
4. Membandingkan teks parafrase Anda dengan bagian aslinya dan buat sedikit penyesuaian pada frasa yang tetap terlalu mirip.
5. Mengutip sumber di mana Anda menemukan ide tersebut.
Tips Melakukan Parafrase
Berikut tips melakukan parafrase yang dikutip dari situs Hukumonline.com:
1. Memulai Kalimat Pertama Berbeda dari Kalimat Aslinya
Dalam contoh, Anda dapat melihat bahwa kami memulai dengan memperkenalkan konteks (dengar pendapat) diikuti dengan bagian terakhir dari kalimat asli: harapan pencipta, pembuat peraturan, dan pengguna. Faktanya, informasi penting disebutkan dalam urutan yang sangat berbeda.
2. Melakukan Pemilihan Kata Sinonim
Sinonim adalah kata atau frasa yang memiliki arti yang sama. Contoh kami menggunakan beberapa sinonim:
“Mengungkap titik balik kritis” → “membuatnya terlihat”
“Melampaui” → “hilang dengan cepat”
“Kekuatan” → “pengaruh besar”
3. Mengubah Struktur Kalimat
Dalam praktinya Anda dapat melakukan apabila kalimat aslinya menggunakan kalimat aktif, ubah menjadi pasif. Kalimat aktif adalah ketika kalimat didahului oleh subjek (hal yang melakukan tindakan). Ketika objek (hal yang menerima tindakan) berada di awal kalimat, kalimat itu ditulis dinamakan kalimat pasif.
4. Memisahkan Informasi Menjadi Kalimat Terpisah
Walaupun dalam penulisan prafrase adalah upaya menghasilkan jumlah kata yang kira-kira sama dengan kutipan asli, Anda mungkin bisa bermain-main dengan jumlah kalimat untuk membuat teksnya berbeda. Dalam hal ini, satu kalimat panjang dipecah menjadi dua. Bisa juga sebaliknya, yaitu jika kutipan asli terdiri dari dua kalimat, Anda mungkin dapat menggabungkan informasi menjadi satu.
Perbedaan Parafrase dan Kutipan Langsung
Jika Anda melakukan penelitian yang cermat dan membuat catatan dari sumber yang Anda baca, Anda tentu saja akan memparafrasekan sebagian besar informasi penting yang Anda temukan daripada menggunakan kutipan langsung. Jumlah kutipan langsung di makalah Anda sebaiknya dibatasi karena:
- Parafrase menunjukkan bahwa Anda memahami dengan jelas teks sumber.
- Kalimat Anda akan mendominasi isi dokumen.
- Kutipan seringkali membuat tulisan sulit dibaca.
Kutipan langsung cocok digunakan ketika:
- Memberikan definisi yang tepat.
- Mengatakan sesuatu tentang bahasa atau gaya pengarang.
- Memberikan bukti untuk mendukung argumen.
- Mengkritik atau menganalisis klaim tertentu.
Demikianlah penjelasan mengenai parafrase agar terhindar dari plagiarisme. Meski secara struktur kalimat dan kosakata telah berbeda, namun tetap harus mengutip dan mencatumkan sumber sah bila melakukan penulisan.