Selain Varian Omicron, Penularan Delta Masih Terjadi di Masyarakat
Penularan varian Omicron tengah merebak di masyarakat hingga saat ini. Namun, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengingatkan varian Delta juga masih beredar di komunitas.
Berdasarkan pemeriksaan secara acak hingga 16 Februari, pemerintah masih menemukan Covid-19 sub varian Delta, yaitu AY.4.2. Anak varian ini ditemukan di berbagai kota.
"Masih ada Delta yang sirkulating di masyarakat, di samping Omicron," kata Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting pada webinar Katadata Google News Inititative bertajuk "Strategi Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi", Jumat (18/2).
Alexander mengatakan cakupan varian Delta jauh lebih luas dari varian Omicron dan masih terus berkembang. Untuk itu, ia meminta masyarakat yang tertular corona untuk tidak memperdebatkan varian Delta atau Omicron.
Masyarakat juga tidak perlu menanyakan laboratorium untuk mengetahui varian yang berada di tubuhnya. Ia memastikan, informasi terkait varian Covid-19 menjadi kepentingan praktisi kesehatan dan pengambil kebijakan. "Apapun variannya, itu Covid-19," kata Alex.
Alexander mengatakan varian apapun tetap dicegah dengan penerapan protokol kesehatan berupa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Selain itu, varian Covid-19 apapun memiliki sifat yang mudah menular, replikasi, dan bermutasi.
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, total kasus Delta berdasarkan sekuens pada Januari 2021-13 Februari 2022 mencapai 8.442. Di DKI Jakarta, varian Delta mencapai 2.340 kasus. Sementara Banten sebanyak 131 kasus, Jawa Barat 1.229 kasus, Jawa Tengah 465 kasus, Yogyakarta 132 kasus, Jawa Timur 181 kasus, dan Bali 399 kasus.
Sedangkan, total kasus Omicron mencapai 5.305 kasus. Varian terbaru ini paling banyak berada di Jakarta sebanyak 3.864 kasus. Sementara, Banten mencapai 463 kasus, Jawa Barat sebanyak 491 kasus, Jawa Tengah 81 kasus, Yogyakarta 35 kasus, Jawa Timur 113 kasus, dan Bali 29 kasus.
Meski demikian, peningkatan kasus varian Omicron lebih tinggi dan cepat dibandingkan varian Delta. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, puncak kasus varian baru tersebut bisa mencapai enam kali lipat dari kasus Delta.
Adapun, puncak kasus Delta di Indonesia sempat mencapai tambahan 56 ribu kasus per hari. Namun, belum ada perhitungan pasti terkait peningkatan varian Omicron. "Di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncak Delta," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (31/1).