Operasi Trikora, Upaya Mengembalikan Irian Barat ke Tangan Indonesia
Trikora atau Trikomando Rakyat merupakan salah satu bentuk upaya Indonesia untuk menyatukan Irian Barat ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, Irian Barat merupakan provinsi yang masuk paling terakhir masuk ke NKRI dibandingkan provinsi lain.
Pada saat Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda mengakui kedaulatan Indonesia kecuali wilayah Irian Barat. Hasil KMB juga menyebutkan bahwa Belanda akan mengembalikan Irian Barat setahun setelah perjanjian tersebut.
Dalam upaya membasakan Irian Barat, langkah pertama yang diambil pemerintah Indonesia yaitu menggunakan jalur diplomasi secara bilateral baik melalui pemerintah Belanda atau dunia Internasional. Setelah beberapa perundingan dilakukan, namun Belanda tidak pernah menunjukkan niat baiknya untuk menyelesaikan masalah Irian Barat.
Di lain sisi, pemerintahan Belanda terus menambah kekuatan militer ke Irian Barat. Hingga akhirnya, Ir. Soekarno selaku Presiden RI mengumumkan pelaksanaan Trikora. Apa itu Trikora? Berikut penjelasan lengkapnya.
Latar Belakang Trikora
Sebagaimana dijelaskan dalam tirto.id disebutkan bahwa Belanda ingin menjadikan Irian Barat sebagai negara boneka. Keinginan Belanda dibuktikan dengan pembentukan perlemen hingga penambahan kekuatan militer di wilayah tersebut.
Melihat hal tersebut pemerintah Indonesia kemudian membentuk Korps Tentara Kora-1 dan menunjuk Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima komandonya. Kesatuan tersebut beberapa kali mengalami perubahan nama, mulai dari Tjadangan Umum Angkatan Darat (Tjaduad) hingga Komando Tjadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Di tanggal 11 Desember 1961, pemerintah Indonesia juga membentuk Dewan Pertahanan (Depertan). Di hari yang sama Presiden Soekarno juga mengutarakan tujuan Trikora dalam pidatonya di Yogyakarta.
Isi dan Tujuan Trikora
Masih mengutip dari tirto.id, Presiden Soekarno menegaskan bahwa bendera Merah Putih harus bisa berkibar di Irian Barat. Ir. Soekarno juga menggerakan mobilisasi umum untuk mengambil Irian Barat dari Belanda.
Presiden Soekarno mengutarakan isi Trikora seperti berikut:
- Gagalkan negara boneka Papua.
- Kibarkan bendara Sang Saka Merah Putih di Papua.
- Siapkan diri untuk mobilisasi umum.
Pelaksanaan Operasi Trikora
Mengutip dari pintar.jatengprov.go.id, diterangkan bahwa untuk melaksanakan Trikora diambil beberapa langkah mulai dari pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1961 dan menunjuk Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima komando.
Tugas dari komando tersebut antara lain:
- Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah propinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan Indonesia.
- Mengembalikan situasi militer di wilayah propinsi Irian Barat sesuai engan taraf perjuangan di bidang diplimaso. Selain itu, satuan tugas tersebut juga berusaha agar wilayah Irian Barat dapat secara de facto diciptakan daerah yang bebas atau diduduki unsur kekuasaan/pemerintahan Indonesia dalam waktu yang singkat.
Komando Mandala merencakana operasi pembebasan Irian Barat dalam tiga fase, sebagai berikut:
- Fase infiltrasi (sampai akhir 1962). Pada fase ini, Komando Mandala mengirim 10 kompo ke sekitar sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto.
- Fase ekploitasi (mulai awal 1963), mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos pertahanan musuh yang dianggap penting.
- Fase konsolidasin (awal 1964), menegakkan kekuasaan Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Dalam rangka pembebasan Irian Barat, maka disusun rencana serangan terbuka sebagai operasi penentuan yang diberi nama Operasi Jayawijaya. Tanggal 12 Januari 1961, tiga buah motor torpedo boat (MTB) yang tergabung dalam kesatuan patroli cepat yaitu KRI Macan Tutul, KRI Harimau, dan KRI Macan Kumbang mengadakan patroli rutin di sekitar laut Arafura.
Tanggal 15 Januari 1962, kapal-kapal MTB yang sedang mengadakan patroli di laut Aru mendapatkan serangan dari laut dan udara. Serangan tersebut membuat KRI Macan Tutul bersama dengan Komandor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno tenggelam.
Tragedi tersebut ternyata tidak menyurutkan semangat prajurit lainnya. Justru sebaliknya peristiwa tersebut membuat para prajurit semangat untuk membalas.
Tokoh Trikora
Peristiwa bersejarah ini dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto. Selain itu, ada juga beberapa tokoh Trikora lainnya seperti Kolonel Yos Sudarso, Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, Kapten Tondomulyo, dan beberapa tokoh penting lainnya. Tak hanya itu, masyarakat juga turut memberikan dukungan terhadap jalannya upaya pengembalian Irian Barat ke tangan Indonesia.