SBY Berharap Konflik Ukraina - Rusia Tak Berujung Perang Nuklir
Krisis antara Rusia dan Ukraina masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap invasi ini tidak mengarah pada perang nuklir.
Tak hanya itu, SBY juga berharap konflik kedua negara tidak berlarut menjadi perang dunia. Ia tak ingin upaya dunia menjaga keamanan dalam 70 tahun terakhir ini berakhir sia-sia.
"Mari cegah kehancuran kehidupan di muka bumi kita," kata SBY dalam akun Twitternya, Rabu (2/3).
Baik perang dunia maupun perang nuklir merupakan dua hal wajib yang perlu dihindari dunia. Oleh sebab itu SBY meminta para pemimpin untuk melakukan berbagai cara demi mencegah situasi semakin buruk.
"Ini sudah beyond politics, tetapi sebuah kewajiban moral. Pembiaran bukan opsi yang bisa diterima," katanya.
Sedangkan masyarakat dunia diminta bersuara untuk mendukung para pemimpin agar bersatu. "Dan mencegah terjadinya malapetaka besar yang tak pernah kita bayangkan bersama," ujarnya.
Presiden Joko Widodo dalam Twitternya sempat meminta dunia menghentikan perang. Ia mengatakan perang hanya akan membahayakan masyarakat serta menyengsarakan nasib umat manusia.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," cuit Jokowi dalam akun Twitternya, Kamis (24/2).
Jokowi sebelumnya telah meminta dua negara di Eropa Timur itu segera mempercepat upaya perdamaian. Hal ini demi mencegah munculnya bencana bagi umat manusia.
"Upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda," tulis Jokowi pada akun Twitter pribadinya @jokowi, Selasa (22/2).
Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum militer untuk menempatkan pasukan bersenjata nuklir mulai bersiap. Hal ini seiring rentetan sanksi Barat atas perang di Ukraina.