Disentil Jokowi Soal Impor, Kemenkes Janji Pakai Banyak Alkes Lokal
Presiden Joko Widodo menyoroti instansi yang masih membelanjakan anggaran untuk produk impor, salah satunya Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya akan mendorong produksi alat kesehatan lokal.
Kemenkes akan menggandeng universitas dan produsen lokal untuk mengembangkan alat yang dibutuhkan. Apalagi saat ini ada banyak jenis alat kesehatan yang bisa diproduksi dalam negeri.
"Maka ke depan perlu ditingkatkan produk alat kesehatan produksi dalam negeri dengan memperbanyak produk teknologi menengah dan tinggi," kata Nadia saat dihubungi, Senin (28/3).
Dia mengatakan alat kesehatan buatan dalam negeri sudah banyak digunakan, terutama yang bersifat habis pakai. Berdasarkan transaksi e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), terdapat 10 alat kesehatan lokal yang berdasarkan volumenya sudah banyak digunakan.
Beberapa di antaranya adalah alat suntik, infusion set, dan surgical apparel seperti coverall medis serta surgical masker. Berdasarkan nilai transaksi terbesar, alat kesehatan yang sudah banyak diproduksi dan dimanfaatkan dalam negeri ialah kasur rumah sakit elektrik dan manual, monitor pasien, USG, dan mobile x-ray.
Pada 2022 ini, belanja belanja alat kesehatan dalam negeri ditingkatkan melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain itu Kemenkes akan mendorong alat kesehatan yang telah diproduksi di dalam negeri untuk masuk ke e-katalog sektoral.
"Agar lebih mudah dibeli di pelayanan kesehatan dan pemerintah daerah melalu e-purchasing maupun e-tendering," ujar Nadia.
Kemudian, pemerintah daerah perlu meningkatkan perlunya membeli alat kesehatan lokal. Beberapa yang perlu meningkatkan kesadaran ini adalah sakit vertikal dan rumah sakit umum daerah. "Sesuai pesan Bapak Presiden," katanya.
Dari data LKPP tahun anggaran 2021 menunjukkan nilai barang yang diimpor mencapai triliunan. Produk yang paling banyak diimpor pada tahun lalu ialah alat kesehatan senilai Rp 13,64 triliun.
Jumlah impor terbanyak berikutnya disusul oleh peralatan elektronik perkantoran dan peralatan pendukung sebesar Rp 3,53 triliun dan kebutuhan obat tahun 2020 senilai Rp 1,9 triliun.
Sebelumnya, Jokowi murka lantaran instansi pemerintah masih membelanjakan anggaran untuk produk impor. Padahal, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam negeri masih bisa memproduksi barang yang dibutuhkan para instansi.
"Bodoh banget kita ini," kata Jokowi dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyindir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang masih mengimpor tempat tidur rumah sakit hingga alat kesehatan. Padahal, produksi tempat tidur rumah sakit telah tersedia di berbagai daerah.
"Menteri Kesehatan. Tempat tidur untuk rumah sakit. Produksi saya lihat di Yogyakarta ada, Bekasi, Tangerang ada. Beli impor, mau diterus-teruskan," katanya.