Atasi Lonjakan Covid-19, Cina Perluas Lockdown di Shanghai
Kasus Covid-19 tengah meningkat di kota terbesar Cina, yaitu Shanghai. Untuk itu, otoritas setempat akan memperluas karantina wilayah atau lockdown pada sebagian besar penduduknya mulai Jumat (1/4).
Mengutip dari Reuters pada Jumat (1/4), Shanghai merupakan pusat komersial Tiongkok serta rumah bagi 26 juta orang. Kota tersebut melakukan penguncian pada dua fase, yaitu fase pertama sisi timur dan selanjutnya sisi barat masing-masing lima hari.
Adapun, perluasan pembatasan dilakukan di wilayah timur. Sisi timur Shanghai telah menjalankan lockdown sejak Senin (28/3) dan akan dicabut pada Jumat (4/1) pagi ini. Namun, pemerintah kota pada Kamis (31/3) malam mengatakan akan mencabut pembatasan secara bertahap.
Warga yang tinggal di gedung dengan kasus positif akan tetap dikunci selama 10 hari lagi. Sementara, mereka yang berada di perumahan atau lingkungan yang sama akan menjalankan perpanjangan pembatasan aktivitas untuk waktu yang lebih singkat.
Selebihnya, penduduk yang tinggal di daerah berisiko rendah dibebaskan meninggalkan rumah mereka. Tetapi, mereka didesak untuk bekerja dari rumah serta mengurangi jalan-jalan dan pertemuan.
Restoran hanya diizinkan untuk menyediakan layanan bawa pulang. Sementara, bisnis yang tidak esensial seperti bar dan perpustakaan akan tetap tutup. "Kami meminta masyarakat untuk terus mendukung dan bekerja sama dengan pekerjaan pengendalian epidemi kota," kata pemerintah Shanghai.
Lockdown akan meluas ke daerah di sebelah barat sungai Huangpu mulai Jumat. Keputusan ini mendorong penduduk di tersebut untuk membeli bahan makanan.
Adapun, infeksi harian Covid-19 di Shanghai pada Kamis (31/3) berkurang untuk pertama kalinya dalam dua minggu. Shanghai melaporkan 5.298 kasus baru, turun dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 5.656 kasus asimtomatik dan 326 kasus bergejala.
Sebelumnya, tren kasus Covid-19 dunia kembali menunjukkan kenaikan usai melandai sejak akhir Januari 2022. Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penularan corona meningkat 11.407.714 atau 8% sepanjang 7 hingga 13 Maret 2022.
Lonjakan kasus dipicu kenaikan pasien di negara-negara yang berada di bagian barat Samudera Pasifik seperti Korea Selatan, Jepang, hingga Tiongkok. Jumlah pasien di wilayah tersebut meningkat 5.022.507 atau 29% dalam sepekan.