Kisruh Harga Migor Bikin Kepuasan Terhadap Jokowi Kembali Turun
Kisruh minyak goreng yang terjadi beberapa bulan terakhir membuat tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo alias Jokowi kembali menurun menjadi 58,1%, terendah dalam enam tahun terakhir.
Hal tersebut diungkapkan dalam riset terbaru yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terhadap 1.228 responden. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan approval rating presiden sudah menurun hingga lima kali sejak Januari 2022.
“Banyak isu yang diuji dalam survei nasional Mei 2022, namun yang berkorelasi langsung dengan approval rating adalah minyak goreng karena produk ini menyumbang tingginya tingkat inflasi,” katanya, dalam keterangan resmi, Minggu (15/5).
Dalam survei tersebut, sebanyak 89,5% responden sejatinya mendukung kepurusan Presiden yang melarang ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya. Namun, sebanyak 72.8% warga masih merasa harga minyak goreng saat ini kurang terjangkau atau tidak terjangkau sama sekali. Survei juga menemukan hanya 5% warga yang membeli minyak goreng curah sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Burhanudin, ini menunjukkan bahwa kebijakan larangan ekspor dianggap belum berhasil menurunkan harga minyak goreng sehingga kepuasan terhadap presiden menurun.
Sementara itu, mayoritas responden juga mendukung Presiden dan Kejaksaan Agung mengusut tuntas kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak goreng. Namun, publik tidak melihat ada gebrakan luar biasa sejak kasus dugaan korupsi ekspor minyak goreng ini dibuka ke publik 19 April lalu.
Burhanudin mengatakan salah satu indikator yang menunjukkan kepuasan tinggi terhadap Pemerintah adalah pelonggaran pembatasan pergerakan sehingga warga bisa mudik tahun ini. Sebanyak 73.8% responden juga merasa puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani arus mudik Lebaran
Kendati demikian, kenaikan harga kebutuhan pokok terutama mintak goreng menjadi faktor utama yang mempengaruhi tingkat kepuasan atas kinerja Presiden.
“Untuk itu, diperlukan langkah benar, cepat dan tepat agar kepuasan terhadap kinerja Presiden kembali meningkat,” katanya.