Usai Batalkan Proyek Gorden, DPR Anggarkan Rp 4,56 M untuk Cat Gedung
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menganggarkan Rp 4,56 miliar untuk mengecat dome atau kubah gedung yang menjadi ikon di Kompleks Parlemen, yaitu Gedung Nusantara.
Sebelumnya, DPR juga menganggarkan pembelian gorden untuk rumah anggota DPR sebesar Rp 43,5 miliar. Dari total tersebut, diperkirakan harga gorden per rumah mencapai Rp 60 juta. Namun akhirnya rencana itu dibatalkan karena menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat.
Pengecatan tersebut merupakan inisiasi dari Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR sebagai pihak yang bertugas mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan para anggota dewan.
Terpantau dalam laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), proyek bernama Pengecatan Dome Gedung Nusantara DPR RI mulai dilakukan lelang tender pada Selasa (12/5).
Proyek yang terdaftar dengan kode Rencana Umum Pengadaan (RUP) 33395456 itu sedang diikuti oleh 45 peserta lelang tender.
Dalam proyek tersebut DPR menganggarkan pagu sebesar Rp 4,56 miliar dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp 4,50 miliar.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR, Indra Iskandar mengatakan, pengadaan proyek pengecatan dome dilakukan dengan tujuan menghindari semakin parahnya kerusakan yang sudah teradi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kerusakan pada permukaan dome Gedung Nusantara berupa pengelupasan di beberapa titik dengan ukuran yang variatif. Selain itu, terdapat pula beberapa titik pada permukaan menggelembung dan reot saat diinjak.
“Walaupun yang kita injak itu bagian keras, sebenarnya ada bagian permukaan yang di dalamnya ada rongga menyimpan uap air,” kata Indra pada Rabu (18/5).
Indra menjelaskan, bagian permukaan yang menggelembung tersebut pada musim penghujan menyimpan lebih banyak uap air. Uap air tersebut terus mengalir ke beton, sehingga menyebabkan kebocoran pada beberapa titik di dalam gedung.
“Kalau kita lihat di bawah, itu beton dengan ketebalan sekitar satu meter tapi sudah tembus,” tuturnya.
Ke depannya, rencananya dome Gedung Nusantara akan dikelupas terlebih dahulu. Kemudian akan dilakukan treatment pada bagian-bagian yang mengalami keretakan. Indra menyatakan, bagian-bagian yang retak mesti diisi oleh membran agar tidak ada air yang masuk ke dalam beton.
Setelah itu, akan dilakukan waterproofing, yaitu pengecatan untuk menghasilkan pelapis anti bocor pada dome Gedung Nusantara dengan dua kali lapis, sehingga akan memiliki ketebalan cat sekitar satu sentimeter.
Meski kebocoran hanya terjadi di beberapa titik gedung, pengerjaan perbaikan akan dilakukan pada seluruh bagian dome yang memiliki luas lebih dari 5.000 meter persegi.
“Kita kan tidak tahu, sumber bocor itu di titik yang mana. Makanya waterproofing ini akan kita lakukan menyeluruh. Seluruh atap,” kata Indra.
Dengan perbaikan yang akan dilakukan, Indra menyatakan bahwa kemungkinan dome Gedung Nusantara akan tahan bocor hingga 10 tahun ke depan.
“Garansinya sih 10 tahun dari pabrikan Jerman,” ungkapnya.
Proyek pengecatan tersebut ditargetkan Setjen DPR dapat rampung sebelum pertengahan Bulan Agustus. Sebab, pada tanggal 16 Agustus Gedung Nusantara akan digunakan untuk pidato kenegaraan tahunan dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Informasi pada laman LPSE menyatakan pengumuman pemenang direncanakan pada tanggal 30 Mei mendatang. Sementara penanda tanganan kontrak bagi pemenang tender rencananya akan dilakukan pada 8 Juni.
“Mekanisme pelelangan masih berlangsung. Setelah selesai proses lelangnya, tentu nanti akan ada komunikasi dengan konsultan untuk dilakukan pekerjaan ini 24 jam,” kata Indra.